JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan, pembentukan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Sovereign Wealth Fund (SWF) merupakan bentuk upaya pemerintah untuk memberikan opsi tambahan bagi para investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.
Instrumen bernama Indonesia Investment Authority (INA) itu diproyeksikan mampu menarik minat investor menanamkan modalnya dalam bentuk ekuitas, sehingga mampu mengurangi beban utang pemerintah dalam melakukan pembiayaan.
"Diharapkan kita akan memiliki kemampuan menambah modal untuk pembangunan tanpa meningkatkan risiko utang,” kata Sri Mulyani dalam sebuah diskusi virtual, Rabu (3/3/2021).
Baca juga: Sri Mulyani: Defisit APBN Indonesia Lebih Baik Dibandingkan India hingga Malaysia
Menurut wanita yang akrab disapa Ani itu, saat ini pemerintah masih masih mengandalkan pembiayaan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), khususnya di tengah kondisi pandemi Covid-19.
Padahal, pada saat bersamaan pemerintah masih perlu mengucurkan anggaran belanja untuk melanjutkan proyek-proyek pembangunan lainnya.
Oleh karenanya, Ia berharap, kehadiran LPI dapat menjadi opsi baru terhadap pembiayaan proyek pemerintah.
"Kita akan menggunakan instrumen di bidang LPI sebagai salah satu wadah bagi kolaborasi, melanjutkan pembangunan dengan melalui ekuitas atau mengurangi ekspor utang," ujarnya.
Baca juga: Pegawai Ditjen Pajak Terlibat Kasus Suap, Sri Mulyani: Ini Jelas Pengkhianatan
Selain itu, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan, kehadiran LPI juga akan melengkapi kemampuan pemerintah untuk menarik investasi dari luar negeri.
"Pemerintah terus mendiversifikasi instrumen investasi, salah satunya pembentukan LPI ini,” ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.