Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Berangsur Pulih, Simak Prospek Saham, Obligasi, dan Kurs Rupiah

Kompas.com - 06/03/2021, 13:01 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemulihan ekonomi menjadi penantian utama pada tahun 2021, setelah kontraksi yang terjadi tahun sebelumnya. Berbagai kebijakan fiskal dan moneter, serta vaksinasi yang sudah berjalan diharapkan menjadi katalis yang akan mendorong pemulihan.

Wealth Management Head, Bank OCBC NISP Juky Mariska mengatakan, di AS, kondisi pasar tenaga kerja masih mencatatkan pertumbuhan yang moderat. Inflasi pun masih jauh di bawah target 2 persen, yang membuat The Fed masih akan mempertahankan kebijakan suku bunga rendah.

Sementara itu, paket stimulus fiskal senilai 1,9 triliun dollar AS yang saat ini sudah disetujui DPR AS diharapkan dapat mendongkrak pemulihan ekonomi.

Di sisi lain, perbaikan ekonomi juga terlihat dari aktivitas manufaktur mayoritas kawasan Asia yang menunjukkan ekspansi, meski beberapa melambat jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

“Tindakan Bank Sentral China (PBoC) memperketat kebijakan moneter dengan cara menarik dana dari sistem perbankan dilakukan untuk memitigasi risiko terhadap sistem keuangan, dan PBoC akan tetap mendukung perekonomian melalui kebijakannya,” ujar Juky dalam Market Outlook OCBC NISP, Jumat (5/3/2021).

Baca juga: Akhir Pekan, Harga Emas Antam Naik Rp 5.000

Dari dalam negeri, Juky menyebut rilis data periode Januari 2021 menunjukkan kuatnya fundamental Indonesia di tengah pandemi. PMI manufaktur berekspansi sebesar 52,2 dan cadangan devisa berhasil mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah sebesar 138 miliar dollar AS.

Sepanjang 2020, Produk Domestik Bruto (PDB) dirilis terkontraksi -2,70 persen. Secara keseluruhan, fundamental Indonesia yang baik di tengah proses vaksinasi diharapkan dapat menjadi katalis positif bagi pemulihan ekonomi.

Saham

Sementara itu di pasar saham, fenomena January Effect hanya bertahan di 2 minggu pertama di bulan Januari, dan tidak cukup kuat untuk membawa IHSG menguat hingga di penghujung bulan di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penurunan -1,95 persen di bulan Januari.

Penguatan yang terjadi sejak awal Januari akibat optimisme vaksinasi perdana di Tanah Air, membuat para investor merealisasikan keuntungan di minggu terakhir.

“Dalam jangka pendek, kami melihat volatilitas pada pasar saham tetap ada, dengan kasus harian Covid-19 yang masih tinggi. Namun, proses vaksinasi serta dukungan Pemerintah untuk mendorong pemulihan ekonomi diharapkan dapat memberikan sentimen positif bagi pasar dalam jangka panjang,” kata Juky.

Sementara itu, Head of Investment Strategy Bank of Singapore Eli Lee mengatakan, dengan berlalunya proses pelantikan Joe Biden, peluang di AS akan lebih terbuka bagi sektor-sektor Cyclical dan Value. Sementara sektor Growth akan cukup kompleks dengan ketidakpastian tersendiri.

“Pandangan kami terhadap pasar saham AS saat ini masih konstruktif, walaupun penyebaran Covid-19 masih tinggi sehingga masih akan memicu volatilitas jangka pendek di pasar,” ucap Lee.

Lee mengatakan, kombinasi antara pemulihan ekonomi dan tingkat inflasi yang mulai pulih dari level terendahnya akan menopang kinerja pasar saham bank sentral AS. Di sisi lain, dia menilai The Fed masih akan mempertahankan kebijakan moneter yang longgar untuk mendukung pasar saham.

Baca juga: Jokowi Janji Tolak Impor Beras Sejak Nyapres di 2014, Realisasinya?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com