Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Ogah Mengemis Investasi ke Tesla: Hey, You Need Us

Kompas.com - 10/03/2021, 15:52 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bukan suara soal kepastian investasi pendirian pabrik Tesla Inc di Indonesia.

Luhut membeberkan, Pemerintah Indonesia masih terus berkomunikasi dengan perusahaan besutan Elon Musk tersebut. Dengan kata lain, Tesla masih berminat melakukan penjajakan penanaman modal di Tanah Air.

“Kita ini bukan negara jelek. Beberapa malam yang lalu, Tesla masih mengejar kita, masih diskusi, semua masih berjalan dan berlanjut,” kata Luhut dikutip dari Kontan, Rabu (10/3/2021).

Luhut mengeklaim, Pemerintah Indonesia enggan untuk bersikap meminta-minta ke pihak Tesla agar membangun pabrik di Indonesia. Lanjut Luhut, sebenarnya justru pihak Tesla yang membutuhkan Indonesia.

Baca juga: Stafsus Erick Thohir: Kita Enggak Merasa Kecolongan Tesla Bangun Pabrik di India

“Itulah kenapa saya pikir mereka jangan begging-begging (memohon). Hey, you need us (Hai, kalian butuh kita). Kita juga butuh mereka. Jadi harus seimbang, jangan sampai kita ditempatkan posisi untuk meminta-minta,” ucap Luhut.

Luhut juga menyatakan, selama ini pihaknya terus menjalin komunikasi dengan perusahaan asal Amerika Serikat itu. Namun, dirinya tak bisa menyampaikan secara detail kemajuan soal rencana investasi Tesla tersebut.

Menurut Luhut, hingga saat ini, Indonesia masih memiliki non-disclosure agreement (NDA) dengan Tesla. NDA adalah perjanjian antara para pihak untuk menjaga kerahasiaan informasi atau material terentu yang tak boleh diketahui pihak lain.

Lantaran itu pula, Luhut tak bisa memberikan detail soal rencana Tesla di Indonesia, termasuk ketertarikan perusahaan mobil listrik tersebut. Yang pasti, kata Luhut, mereka melihat potensi yang dimiliki Indonesia.

Baca juga: Tesla Pilih Bangun Pabrik di India, Luhut: Future-nya Ada di Sini

Menurut dia, Indonesia memiliki bahan baku yang dibutuhkan untuk pembuatan kerangka mobil, seperti bauksit, nikel, dan tembaga.

Itulah sebabnya, pemerintah terus mendorong pengembangan industri pada industri hulu dan turunan dari mobil listrik, salah satunya baterai.

Salah satu rencana yang terungkap adalajh Tesla ingin mengembangkan energy storage system (ESS). Sederhananya, ESS ini seperti "power bank" dengan giga baterai skala besar yang bisa menyimpan tenaga listrik besar hingga ratusan megawatt (MW) dan bisa dijadikan sebagai stabilisator atau untuk pengganti pembangkit peaker (penopang beban puncak).

Tesla pilih India

Sebelumnya, dikutip dari Bloomberg, CEO SpaceX dan Tesla Inc Elon Musk justru lebih tertarik membangun pabrik kendaraan listrik di India untuk pertama kalinya. Hal ini ditandai dengan penandatanganan kesepakatan.

Baca juga: Soal Tesla, Luhut: Saya Tidak Pernah Bicara Pabrik Mobil!

Pabrik kendaraan listrik di India tersebut, nantinya berdiri di Karnataka, negara bagian barat daya India yang ibu kotanya adalah Bangalur.

Sebelum adanya kesepakatan, tim Tesla dan Pemerintah India bernegosiasi terkait rencana pembangunan pabrik kendaraan listrik selama enam bulan.

Rencananya, Tesla akan mendirikan fasilitas riset dan pengembangan di Bangalur, India. Perizinan pembangunan pabrik dan R&D juga telah diurus.

Halaman:


Terkini Lainnya

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com