Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Investasi Mobil Listrik Minimal Rp 5 Triliun agar Dapat Insentif

Kompas.com - 15/03/2021, 19:31 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah memberikan beragam insentif perpajakan untuk menarik dan mempermudah investasi di sektor industri kendaraan listrik.

Namun demikian, terdapat batasan atau threshold yang ditetapkan pemerintah untuk industri yang bisa mendapatkan insentif tersebut dengan nilai investasi minimal Rp 5 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan besaran batas minimal tersebut merupakan usulan dari Kementerian Perindustrian dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Baca juga: Kemenkeu Sebut Mobil Listrik di Luar Negeri Lebih Murah karena Insentif Pajak

Ia pun mengatakan, banyak investor yang telah menunjukkan minat berinvestasi di Indonesia, seperti LG, CAT, hingga Tesla telah menyiapkan dana yang lebih besar dibanding batas minimal tersebut untuk berinvestasi di industri baterai hingga ekosistem mobil listrik.

"Jadi dalam hal ini koordinasi antar kementerian disebutkan threshold Rp 5 triliun itu akan sangat mudah dilewati. Kita senang makin besar investasinya," kata Sri Mulyani saat rapat dengan Komisi XI DPR, Senin (15/3/2021).

Ia pun memaparkan, untuk LG misalnya, telah meneken nota kesepahaman (MoU) dengan BKPM untuk industri baterai terintegrasi dengan nilai mencapai 9,8 miliar dollar AS

Selain itu, CATL juga telah berkomitmen investasi di industri serupa dengan nilai 5,2 miliar dollar AS.

Ia mengungkapkan, industri dengan nilai investasi minimal Rp 5 triliun juga akan mendapatkan insentif lain, yakni dalam bentuk tax holiday selama 10 tahun.

Besaran batas minimal tersebut pun sudah dibahas dalam sidang kabinet bersama dengan Presiden Joko Widodo.

"Jadi threshold Rp 5 triliun ini digunakan meski indikasi investasinya lebih besar, sangat lebih besar dari Rp 5 riliun," jelas Sri Mulyani.

Baca juga: Tesla Bangun Pabrik Mobil Listrik di India, Bagaimana Negosiasi dengan RI?

Namun demikian, dirinya menekankan insentif tersebut hanya bisa dinikmati bila investasi tersebut betul-betul terlaksana.

Tidak hanya sebatas perjanjian kerja sama atau komitmen belaka.

"Karena saat ini ada satu-dua industri yang sekarang merupakan industri otomotif konvensional atau berbasis bahan bakar, dan mereka mungkin akan pindah ke hybrid atau loncat langsung ke baterai, ini untuk memberi asas keadilan dan memberi sinyal akuntabilitas kebijakan," ujar Srri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com