Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri PPN: Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kunci RI Lolos dari Jebakan Middle Income

Kompas.com - 16/03/2021, 18:11 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, target Indonesia keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle income trap) tak akan tercapai tanpa ditopang ilmu pengetahuan dan inovasi.

Apalagi menjadi negara maju dengan pendapatan per kapita mencapai 23.199 dollar AS pada tahun 2045, sesuai visi Indonesia 2045 yang dirancang pemerintah. 

"Stretegi harus dibangun dalam pondasi ilmu pengetahuan dan inovasi. Dan inovasi serta pengetahuan sudah kita sertakan sebagai komponen penting dalam perencanaan pembangunan," kata Suharso dalam Kompas Talk bersama KSI "Improving the Knowledge & Innovation Ecosystem for a Better Indonesia" secara daring, Selasa (16/3/2021).

Baca juga: Pemerintah Diingatkan soal Risiko Insentif PPnBM Kendaraan Listrik

Adapun saat ini, posisi Indonesia menurun dari yang semula masuk dalam jajaran negara upper middle income menjadi negara lower middle income.

Menurut perhitungannya, pendapatan per kapita RI kini sebesar 3.900 dollar AS dari sebelumnya menembus angka 4.100 dollar AS. Penurunan ini terjadi akibat pandemi Covid-19 yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi -2,07 persen.

Targetnya pada tahun 2036, pendapatan per kapita Indonesia mampu mencapai 13.162 dollar AS, dengan syarat pertumbuhan ekonomi antara 5-7 persen secara rata-rata.

"Karenanya tahun 2036 kalau tingkat ekonomi kita seperti hari ini (terkontraksi), tentu sulit mencapai angka 13.162 dollar AS. Apalagi di tahun 2045 untuk mencapai 23.199 dollar AS," ujar Suharso.

Suharso menjelaskan, ilmu pengetahuan dan inovasi harus dimanfaatkan secara maksimal sebagai titik ampuh ketercapaian visi Indonesia 2045.

Baca juga: Holding Perkebunan BUMN Lanjutkan Restrukturisasi Utang Senilai Rp 34 Triliun

Ilmu pengetahuan dan inovasi ini harus diterapkan dalam produksi sehingga mampu menciptakan teknik baru dalam produksi.

Jika dimanfaatkan secara maksimal, ekonomi ekstraktif akan bergeser menjadi ekonomi inklusif berbasis pengetahuan.

Pemanfaatan yang maksimal bisa terlihat ketika disrupsi teknologi mengubah sistem produksi, kebutuhan tenaga kerja, model bisnis, bahkan hingga model finansial.

"Itulah sebabnya dalam RPJMN 2020-2024 maupun dalam UU Nomor 11/2019 ada perubahan yang cukup fundamental. Tempatkan pengetahuan dan teknologi bukan lagi menjadi sektor, tapi jadi landasan bagi pembangunan nasional," pungkas Suharso.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com