Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Impor Beras Era Megawati hingga Jokowi: Selalu Turun Saat Kampanye

Kompas.com - 17/03/2021, 11:40 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah berencana impor beras 1 juta ton pada awal tahun 2021 ini dengan dalih untuk menjaga stok kebutuhan dalam negeri.

Kebijakan impor beras sebenarnya bukan hal baru, karena memang dari tahun-tahun sebelumnya Indonesia juga selalu impor beras.

Realisasi impor beras pun memang fluktuatif atau naik turun jumlahnya. Kendati demikian, jika diamati secara teliti, penurunan jumlah impor beras lebih sering terjadi ketika masa kampanye pemilihan umum (Pemilu) alias ketika akan terjadi masa peralihan kekuasaan.

Berikut ini adalah perbandingan data impor beras sejak era Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), hingga saat ini masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Impor beras era Megawati

Dikutip dari data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2001 yang merupakan masa awal kepemimpinan Megawati Soekarnoputri, Indonesia tercatat mengimpor beras 644.732 ton. Jumlah tersebut setara dengan harga 134,9 juta dolar AS.

Capaian impor beras yang tergolong sedikit tersebut terlaksana di masa peralihan kekuasaan dari Presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ke Megawati.

Setahun berselang, di 2002 Megawati mengimpor beras sebanyak dua kali lipat lebih, tepatnya sejumlah 1.805.379 ton atau seharga 342,5 juta dolar AS.

Di tahun 2003, data impor beras Indonesia sedikit menurun menjadi 1.428.505 ton selama setahun, atau senilai 291,4 juta dolar AS.

Baca juga: Balada Impor Beras, Garam, dan Gula, Usai Seruan Jokowi Benci Produk Asing

Di ujung masa jabatan Megawati dan memasuki awal kepemimpinan SBY, angka impor beras Indonesia kembali turun drastis menjadi hanya 236.866 ton atau setara dengan 61,7 juta dolar AS. Ini terjadi pada tahun 2004, lagi-lagi merupakan masa kampanye Pemilu.

Bagaimana data impor beras era SBY?

Di masa kepemimpinannya, pada 2005 Presiden SBY sempat menorehkan data impor beras dengan jumlah paling sedikit, yakni 189.616 ton atau setara 51,4 juta dolar AS. Angka tersebut merupakan capaian impor beras paling sedikit sepanjang tahun 2000-2019 menurut BPS.

Setahun berselang, pemerintahan SBY mengimpor beras 438.108 ton sepanjang tahun 2006 atau setara 132,6 juta dolar AS. Namun lonjakan impor beras secara drastis terjadi di tahun berikutnya, sebesar 1.406.847 ton di 2007 atau setara 467,7 juta dolar AS.

Jelang memasuki masa kampanye, dua tahun berturut-turut grafik impor beras Indonesia kembali menurun. Di 2008, Indonesia hanya impor beras 289.689 ton atau setara 124,1 juta dolar AS, dan di tahun 2009 kembali menurun menjadi 250.473 ton atau senilai 108,1 juta dolar AS.

Pada masa Pemilu kali ini, SBY kembali terpilih menjadi Presiden. Di awal periode keduanya, pada tahun 2010 pemerintahan SBY mengimpor beras 687.581 ton atau senilai 360,7 juta dolar AS. Angka tersebut naik berlipat-lipat dari tahun sebelumnya.

Di 2011, angka impor beras Indonesia kembali melonjak menjadi 2.750.476 ton atau setara dengan 1,5 miliar dolar AS. Capaian ini menjadi yang terbanyak sekaligus termahal selama periode 2000-2019 menurut BPS.

Baca juga: Ini Alasan Menko Airlangga Cetuskan Ide Impor Beras

Di 2012, angka impor beras Indonesia turun menjadi 1.810.372 ton atau 945,6 juta dolar AS. Selanjutnya, di 2013 impor beras Indonesia turun ke angka 472.664 ton atau senilai 246 juta dolar AS.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com