Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Ipsos: Di Asia Tenggara, RI Paling Optimistis soal Pemulihan Ekonomi

Kompas.com - 23/03/2021, 14:22 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan market research Ipsos mengungkapkan, Indonesia menjadi negara di Asia Tenggara yang paling optimistis terkait pemulihan ekonomi dalam 6 bulan ke depan. Hal tersebut berdasarkan survei Ipsos yang baru saja dirilis ke publik.

Menurut survei tersebut, 42 persen masyarakat Asia Tenggara yakin perekonomian akan membaik dalam 6 bulan ke depan. Angka tersebut turun 4 persen poin jika dibandingkan dengan hasil survei gelombang kedua pada bulan September 2020.

Sementara Indonesia konsisten muncul sebagai negara paling optimistis di antara negeri Asia Tenggara lain dalam hal pemulihan dan peningkatan ekonomi nasional 6 bulan ke depan, dengan persentase 76 persen. Angka tersebut meningkat 1 persen poin dari hasil survei pada September 2020.

Meskipun peningkatannya terlihat kurang signifikan, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan negara lain. Filipina berada diperingkat kedua dengan persentase 49 persen, Singapura 37 persen, Vietnam 35 persen, Thailand 30 persen, dan Malaysia 24 persen.

Baca juga: Pemerintah Dorong Pelaku Usaha Manfaatkan Perjanjian Dagang Tingkatkan Ekspor

Lebih rinci lagi, hasil survei ini juga mengungkapkan bahwa sebagian besar masyarakat Asia Tenggara optimistis akan adanya pemulihan pendapatan dalam 6 bulan ke depan.

Di Indonesia sendiri, 31 persen masyarakat optimistis pendapatan mereka akan pulih dan meningkat, 45 persen berpendapat akan sama dengan saat ini, dan 24 persen mungkin akan memburuk.

Masyarakat Malaysia dan Thailand yang justru lebih pesimistis pendapatannya akan pulih. Tercatat ada 41 persen masyarakat Malaysia dan 38 persen masyarakat Thailand merasa pendapatannya akan memburuk.

“Penurunan tingkat infeksi dan rencana vaksinasi yang efektif dari Pemerintah memainkan peran kunci dalam membangun kembali kepercayaan ekonomi dan belanja konsumen, seperti yang terlihat di Singapura. Bisnis yang beroperasi di Filipina, Indonesia, dan Vietnam perlu memanfaatkan optimisme negara yang positif,” ujar CEO Ipsos South East Asia Suresh Ramalingam CEO dalam siaran pers, Selasa (23/3/2021).

Baca juga: Sri Mulyani Keluhkan Kerap Dapat SMS Penawaran Utang

Sementara itu, Managing Director Ipsos Indonesia Soeprapto Tan menyebutkan, paling tingginya optimisme masyarakat Indonesia terhadap adanya pemulihan ekonomi nasional maupun pendapatan merupakan pencapaian tersendiri bagi semua masyarakat, termasuk Pemerintah.

"Terlebih ketika survei ini dilakukan pada Februari 2021 lalu, Indonesia tengah dalam penerapan kembali Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), khususnya Jawa dan Bali, yang notabene mayoritas aktivitas bisnis terpusat di sana, namun kita masih optimistis," ungkapnya.

Selain itu, optimisme ini juga dipengaruhi oleh vaksinasi yang dimulai sejak Januari 2021. Masyarakat dinilai semakin yakin bahwa vaksinasi akan membentuk imunitas kelompok (herd immunity) dan mendongkrak ekonomi.

Survei Ipsos ini dilakukan secara online mulai 4 – 15 Februari 2021 yang meliputi negara-negara Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam. Pengumuan data dilakukan dengan metodologi online, dengan Ipsos Online Panel dan ketepatan survei online diukur menggunakan interval yang dinilai kredibel.

Baca juga: Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2021 Masih Minus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com