Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurs Rupiah Melemah Tipis, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 25/03/2021, 16:00 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Nilai tukar rupiah melemah tipis terhadap dollar AS di pasar spot, Kamis (25/2/2021).

Melansir Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp 14.426 per dollar AS, atau melemah tipis 2 poin (0,01 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 14.424 per dollar AS.

Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pergerakan rupiah terdorong oleh sentimen semakin optimisnya AS dengan pemulihan ekonomi. Hal itu muncul pasca pidato Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan Ketua Federal Reserve Jerome Powell.

“Inflasi tetap menjadi perhatian investor, dengan gangguan dalam rantai pasokan yang menimbulkan tekanan biaya bagi produsen. IMP manufaktur dan jasa hari Rabu menunjukkan, aktivitas pabrik AS meningkat pada bulan Maret,” kata Ibrahim dalam siaran pers.

Selain itu, sentimen negatif yang mendorong rupiah melemah juga muncul dari Eropa karena sedang menghadapi gelombang ketiga kasus Ccovid-19.

Setelah penguncian di beberapa kawasan di Eropa, kini investor khawatir dengan varian baru virus Covid-19 yang pertama kali muncul di Inggris yang mendorong gelombang kasus terbaru.

Baca juga: IHSG Ditutup Negatif, Ini Saham-saham yang Banyak Dilepas Asing

Sementara itu sentimen positif datang dari dalam negeri. Perekonomian Indonesia dinilai sudah menunjukan sinyal positif pada tahun 2021 dan diproyeksikan tumbuh 4 persen.

Pemerintah dinilai perlu terus memberikan stimulus berupa berbagai paket kebijakan yang memudahkan dan mendukung usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) bertahan.

Selain itu, Bansos dan BLT juga dinilai perlu diteruskan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat pasca-pandemi Covid-19.

“Pertumbuhan ekonomi dinilai positif tidak hanya dari satu sudut pandang saja, melainkan juga dari dampak program-program pemerintah pada ketahanan dunia usaha dan masyarakat dan mendorong agar semua elemen masyarakat terus bergotong-royong mencapai kondisi ideal bagi pertumbuhan ekonomi,” kata dia.

Keputusan perbankan menurunkan suku bunga kreditnya juga dinilai bermanfaat agar pengusaha menengah ke bawah bisa kembali melakukan pinjaman ke bank. Ini semua bertujuan untuk membantu perekonomian kembali pulih.

“Salah satu indikator yang lainnya adalah Pemerintah harus segera membuka keran Investasi. Keran Investasi salah satunya pembangunan infrastruktur yang mangkrak dan perlu suntikan dana agar kembali berjalan. Dan ini merupakan PR utama pemerintah agar proyek tersebut berjalan kembali,” ujar Ibrahim.

Baca juga: Akan Ada Promo, Harga Tiket KA Bandara Soekarno-Hatta Jadi Rp 30.000

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com