Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Alasan Selingkuh dengan Rekan Kerja | Dari "Curhat" Berujung Perselingkuhan | Membalas Perselingkuhan dengan Selingkuh?

Kompas.com - 26/03/2021, 20:20 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Perasaan saling percaya dan bisa menjaga perasaan dengan setia adalah kunci untuk mempertahankan hubungan dari perselingkuhan.

Namun, masih ada lagi permasalahan lain yaitu berkurangnya rasa cinta dalam hubungan. Memang tidak selalu terjadi, tapi itulah alasan kuatnya perselingkuhan.

Meski sulit ditakar berkurangnya rasa cinta, namun perselingkuhan bisa juga terjadi saat salah satu pihak merasa kebosanan. Barulah dari sana dicari banyak pembenaran atas rasa bosan itu.

Mungkinkah peselingkuhan terjadi pada kondisi atau situasi yang tidak diinginkan atau sejak semula dipikirkan? Pada rekan kerja, misalnya.

1. Menerka Alasan Mengapa Selingkuh dengan Teman Kerja

Pada beberapa kasus perselingkuhan, tulis Kompasianer Muhammad Nauval, sering kita dapati berbagai motif dan latar belakang.

Akan tetapi perselingkuhan di perkantoran mungkin lebih mudah terjadi karena adanya intensitas pertemuan dan pembahasan yang sama.

Kedekatan yang awalnya hanya sebatas rekan kerja akan berubah menjadi cobaan tersendiri untuk kita.

"Saat terjadi berbagai masalah ketika bekerja, yang selalu ada untuk kita tentu rekan kerja," tulis Kompasianer Muhammad Nauval, menambahkan. (Baca selengkapnya)

2. Kenali Budaya "Curhat" yang Berujung Perselingkuhan

Sebenarnya mencurahkan isi hati kepada rekan kerja sah-sah saja. Selama tidak melanggar norma-norma yang ada.

Sebagai sesama rekan kerja juga, menurut Kompasianer Dewi, tidak ada salahnya menjadi teman pendengar yang setia saat sedang di kantor atau saat lepas pekerjaan.

Namun, yang biasanya jadi masalah adalah jika rekan kerja yang melakukan curhat ini sudah memiliki pasangan dan menjadi intens ngobrol berduaan.

Hal itu bisa diawali ketika yang mendengarkan curhat sudah menaruh empati terhadap permasalan tersebut.

"Apakah rasa empati yang kita miliki itu pure, tidak memiliki embel-embel lain? Bagaimana kalau yang curhat itu rekan kerja yang good looking atau gemar menunjukan perhatian lebih kepada kita?" tulis Kompasianer Dewi. (Baca selengkapnya)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com