Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Menyiapkan Dana Darurat dengan Menabung Emas

Kompas.com - 28/03/2021, 12:07 WIB
Elsa Catriana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dana darurat merupakan hal terpenting dalam perencanaan keuangan namun kerap kali terlupakan. Padahal, dana darurat dapat dipergunakan untuk kebutuhan yang tidak terduga serta mendesak seperti halnya kondisi pandemi Covid-19 yang masih berjalan.

Co-Founder & CMO IndoGold Indra Sjuriah mengatakan, dana darurat merupakan sejumlah uang yang dipersiapkan untuk kebutuhan yang tidak terduga di masa mendatang.

"Dana darurat haruslah mudah diakses, akan tetapi tidak diakses sehari-hari karena sifat nya yang hanya digunakan ketika sangat dibutuhkan, misalnya terjadi pengurangan pendapatan, perbaikan mobil atau rumah dan kebutuhan sejenis lainnya," ujarnya kepada Kompas.com, dikutip Minggu (28/3/2021).

Baca juga: Berapa Idealnya Dana Darurat Saat Pandemi? Begini Cara Hitungnya

Dia menyebut, salah satu cara untuk menyimpang dana darurat adalah menabung emas.

Indra mengatakan, emas cocok digunakan sebagai tabungan dana darurat karena sebagai alat lindung nilai terhadap inflasi, mudah dicairkan serta harga cenderung meningkat dalam jangka panjang.

Apalagi saat ini, menabung emas dapat dilakukan secara online sehingga lebih praktis dan dapat diakses kapanpun.

Dia pun membagikan beberapa tips yang dapat dicoba untuk mengumpulkan dana darurat dengan tabungan emas.

Pertama, dijelaskan dia adalah menghitung rata-rata pengeluaran bulanan. Perhitungan dana darurat berangkat dari pengeluaran bulanan rutin yang biasa dilakukan.

Idealnya, apabila seseorang berstatus lajang maka nominal dana darurat setara 3 kali pengeluaran. Sedangkan bagi yang berstatus telah menikah dan memiliki seorang anak, maka nominal dana darurat setara 6 kali pengeluaran.

"Namun pembelajaran yang dapat dipetik dari pandemi yang telah berjalan hingga 1 tahun lebih, maka dapat memperbesar nominal dana darurat hingga 12 kali pengeluaran," jelasnya.

Kedua adalah mengalokasikan sebagian penghasilan secara rutin pada tabungan emas. Seseorang dapat mengalokasikan secara rutin dengan tabungan emas sebesar 5-10 persen dari penghasilan tiap bulannya.

Apabila ingin mengumpulkan dalam waktu yang lebih cepat, dapat memperbesar alokasi menjadi 20 persen dengan catatan pengalokasian tersebut tidak membebani Anda.

Baca juga: Instrumen Ini Bisa Jadi Alternatif Investasi untuk Dana Darurat

Ketiga adalah mengurangi pengeluaran yang tidak diperlukan. Dia menjelaskan, pengalokasian dana darurat dapat bertambah apabila mengurangi pengeluaran yang tidak penting, yakni pengeluaran yang hanya didasarkan pada keinginan semata.

"Sementara yang keempat adalah memonitor tabungan emas yang dikumpulkan. Meskipun secara rutin telah dianggarkan untuk pengumpulan dana darurat, akan tetapi perlu dipantau secara berkala sehingga tetap pada tujuan awal yang ingin diraih," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com