Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Holding BUMN Ultra Mikro Diyakini Tidak Akan Timbulkan PHK

Kompas.com - 30/03/2021, 20:01 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi XI DPR Jon Erizal menilai pembentukan holding ultra mikro akan lebih banyak membawa manfaat dalam pengembangan pembiayaan sektor ultra mikro dan UMKM.

Jon berpendapat, pemangkasan tenaga kerja atau pemutusan hubungan kerja (PHK) di Pegadaian dan PNM pun tidak akan terjadi.

Alasannya, potensi peningkatan kinerja akan mendorong perusahaan-perusahaan tersebut menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi untuk memperkuat penetrasinya di berbagai daerah.

"Cuma memang komitmen terkait tenaga kerja tingkat profesional tetap perlu diupayakan dari pejabat karier masing-masing perusahaan," ujar Jon dalam siaran pers, Selasa (30/3/2021).

Adapun holding ultra mikro melibatkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero).

Jon mengatakan banyak pihak yang khawatir terhadap pembentukan holding BUMN untuk ultra mikro (UMi) ini. Akan tetapi, kekhawatiran tersebut dapat dijadikan masukan bagi holding untuk dapat meningkatkan ekonomi riil di segmen ultra mikro lebih baik.

"Memang kalau dilihat banyak juga yang memberi catatan. Namun, saya berpendapat rencana ini jauh lebih bermanfaat terutama untuk segmen mikro yang terus kami dorong perkembangannya usahanya," kata Jon.

Baca juga: Dirut Pegadaian: Holding Ultra Mikro Tidak Akan Menimbulkan PHK

Dia mengatakan, strategi co-location adalah salah satu manfaat yang paling dapat terlihat dari aksi korporasi ini.

BRI dinilai akan mampu memberi kesempatan pada Pegadaian dan PNM untuk menggunakan jaringan fisik khususnya agen BRILink.

Sebagai informasi, BRI saat ini memiliki 504.233 agen BRILink di seluruh daerah. Selama pandemi, jumlahnya telah meningkat sebesar 19,4 persen secara tahunan. Jumlah transaksi pun telah terkerek 39,6 persen secara tahunan menjadi 728 juta transkasi per akhir 2020.

"Ini akan memaksimalkan peran BRILink dan masyarakat mendapat jasa keuangan yang lebih lengkap dalam satu tempat. Pegadaian dan PNM tidak perlu membuka cabang terlalu banyak lagi hingga ke desa-desa yang nantinya kan memangkas head-cost mereka," ujar Jon.

Baca juga: Pemerintah Serap Rp 4,75 Triliun dari Lelang SUN

Dia menyampaikan, isu terkait beban dana termasuk kebutuhan likuiditas dapat teratasi dengan holding ini. BRI akan memiliki kemampuan memberi likuiditas dengan beban murah kapan pun Pegadaian dan PNM membutuhkan.

Kemampuan ini diyakini besar dimiliki BRI, apalagi karena bank tersebut memiliki loan to deposit rasio (LDR) yang belum optimal sehingga masih dapat didorong pemanfaatannya lebih lanjut.

"PNM yang biasanya sangat bergantung pada penyertaan modal pemerintah dan pasar modal bisa perlahan mulai menguranginya,” pungkas Jon.

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkap, beban dana bisa teratasi dengan dibentuknya holding ultra mikro.

Pria yang akrab disapa Tiko ini menyebut, beban biaya dana (cost of fund/CoF) Pegadaian dan PNM yang kini masih ada di kisaran 6-7 persen serta 9-10 persen bisa menurun pasca holding terbentuk.

Penurunan terjadi karena kedua perusahaan ini akan mendapat dukungan pendanaan dari Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI.

“Nantinya pembiayaan akan didukung funding daripada DPK BRI, maka nantinya CoF bisa turun signifikan dan akan di-pass-on ke pembiayaan ke nasabah dengan bunga lebih rendah," ujar Tiko dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR baru-baru ini.

Baca juga: Tolak Holding Ultra Mikro, Pegawai Pegadaian Surati Jokowi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com