Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset: Investor Bakal Tingkatkan Investasi di Sektor Digital Indonesia dalam 2 Tahun ke Depan

Kompas.com - 31/03/2021, 21:17 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan modal ventura, Alpha JWC Ventures menyebut, para investor bakal meningkatkan investasinya di Indonesia dalam 2 tahun ke depan. Investasi bakal ditanamkan di sektor-sektor digital.

Penelitian tersebut dirangkum dalam laporan bertajuk "Unlocking The Next Wave of Digital Growth: Beyond Metropolitan Indonesia" oleh Alpha JWC & Kearney.

"Kami bicara dengan lebih dari 15 investor. Ternyata mereka masih sangat optimistis dengan potensi. Lebih dari 80 persen mereka akan meningkatkan investasi di Indonesia paling tidak dalam 2 tahun ke depan," kata Co-Founder dan General Partner Alpha JWC Ventures, Jefrey Joe dalam media briefing, Rabu (31/3/2021).

Baca juga: Tangkap Potensi Ekonomi Digital, Huawei Dorong Investasi R&D

Jefrey mengungkap, ada beberapa alasan investor mau menanamkan modalnya di Indonesia. Indonesia dilihat memiliki perkembangan makroekonomi yang positif.

Kualitas startup dan pendirinya pun meningkat, serta kuatnya adopsi digital selama pandemi. Tercatat, ekonomi Indonesia merupakan yang terbesar ke-16 di dunia dengan 200 juta orang telah menggunakan internet.

Pada tahun 2025, penggunanya diproyeksi bertambah menjadi 250 juta.

"Ditambah lagi jumlah dana yang dimiliki investor tahun 2020 sebenarnya masih tersedia dan siap diluncurkan ketika keadaan ekonomi membaik," ucap Jefrey.

Kepercayaan investor tak lepas dari upaya pemerintah memajukan ekosistem di kota tingkat ke-2 dan tingkat ke-3. Kota-kota ini diproyeksi menjadi kontributor utama bagi perekonomian digital Indonesia di tahun 2025.

Ada sekitar 177 kota di lingkup tingkat ke-2 dan ke-3, dengan 6 di antaranya Semarang, Denpasar, Makassar, Magelang, Prabumulih, dan Bangli.

Presiden Direktur Kearney Shirley Santoso menambahkan, sistem tiering (tingkatan) didasarkan pada pengeluaran per kapita, ukuran populasi, penetrasi internet, pertumbuhan PDB provinsi, dan kepadatan populasi.

"Tier 2 dan 3 ini merupakan kota-kota dengan growing middle class consumer, tapi juga dari sisi infrastruktur, seperti digital, logistik, sedang berkembang. Nah di tier 2 dan 3 ini kita lihat potensi pertumbuhan ekonomi digital yang sangat besar," ungkap Shirley.

Baca juga: Sri Mulyani: Pelaku Ekonomi Digital Cenderung Monopolistik atau Oligopoli

Dalam laporannya, ekonomi digital di kota-kota itu bakal tumbuh 5 kali lipat atau 49-51 persen pada tahun 2025, didukung oleh sejumlah startup di bidang belanja online (e-commerce), peminjaman (lending), dan e-payments.

Sementara pada tahun 2030, kota-kota di tier 2 dan tier 3 mampu meningkatkan pangsa PDB nasional dari 3-5 persen atau sekitar 46 miliar dollar AS hingga 77 miliar dollar AS.

Adapun kontribusi Jakarta saat ini mencapai 24 persen dari PDB Indonesia. Dengan potensi pertumbuhan di tier 1 dan tier 2, maka kontribusi Jakarta dan kota-kota di tier 1 akan menyusut pada tahun 2025.

"Jadi kalau lihat dari sisi sektor per sektor, tier 2 dan 3 tahun 2025 akan punya peran yang jauh lebih besar dari sisi ekonomi power dan kontribusinya ke ekonomi digital," pungkas dia.

Baca juga: Pelaku Industri Keuangan Divaksinasi, Sri Mulyani: Agar Kegiatan Ekonomi Segera Pulih

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com