Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Sejumlah Produk Tambang Melonjak, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 02/04/2021, 06:40 WIB
Rully R. Ramli,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat, hingga akhir Maret 2021 harga berbagai komoditas produk pertambangan mengalami penguatan dan melanjutkan tren positif, meski sempat terpukul akibat pandemi Covid-19.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Didi Sumedi mengatakan, permintaan pasar dunia yang mulai berada dalam jalur pemulihan langsung mengerek harga berbagai komoditas produk pertambangan.

Kemendag pun melakukan penyesuaian Harga Patokan Ekspor (HPE) terhadap produk pertambangan yang dikenakan Bea Keluar (BK) untuk periode April 2021, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 12 Tahun 2021.

Baca juga: AETI Sebut Ada RKAB Tambang yang Belum Sesuai Aturan

“Komoditas konsentrat tembaga, konsentrat besi, konsentrat besi laterit, konsentrat pasir besi, konsentrat mangan, konsentrat seng, konsentrat ilmenite, konsentrat rutil, dan bauksit yang telah dilakukan pencucian, misalnya, mengalami kenaikan dibandingkan periode bulan lalu," tutur Didi dalam keterangan tertulis, Kamis (1/4/2021).

Untuk harga konsentrat tembaga mengalami kenaikan sebesar 5,06 persen menjadi 3.253,14 dollar AS per WE, kemudian konsentrat besi naik 5,48 persen menjadi 152,12 dollar AS per WE, konsentrat besi laterit naik 5,48 dollar AS menjadi 77,73 dollar AS per WE, konsentrat mangan naik 2,58 persen menjadi 213,63 dollar AS per WE.

Selain itu, harga rata-rata konsentrat seng juga naik 4,42 persen menjadi 760,96 dollar AS per WE, konsentrat pasir besai naik 5,48 persen menjadi 90,83 dollar AS per WE, konsentrat ilmenit naik 10,57 persen menjadi 405,63 dollar AS per WE, konsentrat rutil naik 3,75 persen menjadi 1.088,40 dollar AS per WE, dan bauksit yang telah dilakukan pencucian naik 7,15 persen menjadi 29,32 dollar AS per WE.

Sementara itu, produk yang mengalami penurunan harga dibandingkan HPE periode sebelumnya adalah konsentrat timbal dengan harga rata-rata 827,49 dollar AS per WE atau turun 2,12 persen.

Baca juga: Bos Holding Tambang BUMN Soroti Kesiapan Industri Hilir Minerba

"Sedangkan pellet konsentrat pasir besi tidak mengalami perubahan dengan harga rata-rata 117,98 dollar AS per WE," ucap Didi.

Sebagai informasi, Perhitungan harga dasar HPE untuk komoditas konsentrat besi, konsentrat besi laterit, konsentrat pasir besi, konsentrat mangan, konsentrat ilmenit, dan konsentrat rutil bersumber dari Asian Metal dan Iron Ore Fine Australian.

Adapun perhitungan harga dasar HPE untuk konsentrat tembaga, pellet konsentrat pasir besi, konsentrat timbal, konsentrat seng, dan bauksit bersumber dari London Metal Exchange (LME).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com