Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI dapat Kesepakatan Dagang dengan Tiongkok Senilai Rp 20 Triliun

Kompas.com - 04/04/2021, 17:18 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, Indonesia berhasil mencapai kesepakatan perdagangan dengan Tiongkok senilai 1,38 miliar Dollar Amerika Serikat atau Rp 20,04 triliun.

Nilai tersebut merupakan hasil dari kunjungan kerja ke Tiongkok pada 1-3 April 2021 bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi.

Kesepakatan dagang tersebut berasal dari komitmen enam perusahaan Tiongkok yang akan mengimpor produk sarang burung walet, buah tropis khususnya nanas, porang, gula aren dan furnitur,” ujar Lutfi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (4/4/2021).

Baca juga: Wamendag: Ada 11 Perjanjian Dagang yang Dalam Proses Negosiasi

Untuk produk furnitur, menurut Lutfi, Shandong Jinruyi Group berminat melakukan investasi di Indonesia yang diperkirakan bisa menyerap hingga 3.000 tenaga kerja.

Sejumlah pertemuan diagendakan dalam kunjungan kerja para Menteri tersebut, di antaranya pertemuan dengan pejabat pemerintah Provinsi Fujian, Wakil Menteri Perdagangan Tiongkok Zhang Ziangchen, serta state councillor/Menteri Luar Negeri RRT, Wang Yi.

Selain itu, Lutfi juga bertemu dengan Chairman China Agricultural Wholesale Market Association (CAWA) Ma Zengjun dan Chairman Shandong Timber and Wood Association Yang Yuelu.

Serta para pelaku usaha Tiongkok yang fokus pada perdagangan produk pertanian, perikanan, dan furnitur.

“Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekspor Indonesia ke Tiongkok menjadi 100 miliar Dollar AS pada 2024," kata dia.

Baca juga: Pemerintah Dorong Pelaku Usaha Manfaatkan Perjanjian Dagang Tingkatkan Ekspor

Selain kesepakatan dagang dan investasi, Lutfi mengungkapkan, kedua negara sepakat menjajaki kerja sama ekonomi yang lebih dalam dengan melakukan pembaruan dari skema bilateral Economic and Trade Cooperation yang telah terjalin sejak 2011 menjadi Trade and Investment Facility Agreement (TIFA).

Indonesia dan China juga sepakat mengoptimalisasi kesepakatan yang telah terjalin seperti dalam skema ASEAN-China FTA dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

Kedua negara juga sepakat memperkuat perdagangan multilateral dalam kerangka World Trade Organization (WTO).

Pemerintah Tiongkok berharap Indonesia dapat mendukung proposal Investment Facilitation yang sedang digagas di WTO.

Baca juga: Kedua Kalinya di Awal 2021, Neraca Dagang RI Surplus

Secara umum, ketiga menteri menyepakati penguatan komitmen kedua negara soal isu kawasan, kerja sama ekonomi, investasi, pendidikan, serta penanganan pandemi, pemulihan ekonomi, dan percepatan vaksinasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com