Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antam Bakal Pasok Bahan Baku untuk Baterai Kendaraan Listrik

Kompas.com - 07/04/2021, 17:51 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam menyatakan bakal jadi pemasok bahan baku yang dibutuhkan baterai kendaraan listrik dalam proyek Indonesia Battery Corporation (IBC).

IBC merupakan holding baterai kendaraan listrik yang terdiri dari empat BUMN yakni MIND ID, PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan PT Aneka Tambang Tbk.

Adapun bahan baku yang dibutuhkan dalam pembuatan baterai kendaraan listrik antara lain adalah nikel. Antam sendiri memang memiliki produksi bijih nikel.

Baca juga: Kala Bos Pertamina Sebut Tesla Tak Tertarik Garap Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia

"Dalam rantai ekosistem industri EV (electric vehicle/kendaraan listrik) battery ini, Antam berkomitmen untuk memasok kebutuhan bahan baku," ujar SVP Corporate Secretary Antam, Kunto Hendrapawoko dalam konferensi pers virtual, Rabu (7/4/2021).

Kunto menjelaskan, dalam ekosistem industri baterai kendaraan listrik yang dilakukan IBC akan mencakup hulu sampai ke hilir, alias hingga menjadi produk siap pakai.

Prosesnya mulai dari pengolahan atau pemurnian nikel, pembuatan bahan baku baterai dalam bentuk prekursor dan katoda, hingga pembuatan battery cell dan battery pack.

Menurutnya, Antam bersama dengan pemegang saham lainnya di IBC, meyakini proyek tersebut bakal memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional. Terutama bagi terwujudnya komitmen hilirisasi industri mineral di Indonesia.

"Pada prinsipnya, Antam senantiasa terbuka terhadap peluang-peluang yang mendukung penguatan bisnis komoditas utama Antam dari hulu hingga ke hilir, yang diharapkan dapat memperkuat pertumbuhan kinerja positif perusahaan, serta berkontribusi kepada masyarakat," jelas Kunto.

Sebelumnya, Antam menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 2,84 triliun pada tahun ini. Belanja modal tahun ini paling besar untuk pengembangan usaha, salah satunya penyelesaian proyek pembangunan smelter di feronikel di Halmahera Timur.

Baca juga: Kembangkan Industri Baterai Listrik, Pemerintah Diminta Berikan Insentif untuk Nikel Kadar Rendah

Sampai saat ini proyek pembangunan smelter itu sudah mencapai 98 persen. Jika resmi beroperasi, maka kapasitas produksinya bisa meningkat 13.500 ton nikel dalam feronikel. Sehingga totalnya mencapai 40.500 ton.

Menurut Kunto, penyelesaikan proyek smelter feronikel di Halmahera Timur juga didorong proyeksi kebutuhan komoditas nikel semakin bagus, seiring dengan masifnya Indonesia memulai industri baterai kendaraan listrik.

Pada tahun ini Antam menargetkan produksi bijih nikel mencapai 8,44 juta wet metrik ton (WMT), naik dari realisasi produksi sepanjang 2020 sebesar 4,67 juta MWT.

"Hal ini seiring dengan meningkatnya kebutuhan bijih nikel di dalam negeri, seiring dengan aktivitas smelter domestik karena membaiknya industri dan harga komoditi," jelas Kunto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com