SINGAPURA, KOMPAS.com - Ekonomi Singapura tumbuh positif untuk pertama kalinya sejak wabah Covid-19.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura, ekonomi negara itu tumbuh 0,2 persen di kuartal I-2020 secara tahunan.
Laporan ini berbanding terbalik dengan hasil survei Reuters yang memperkirakan ekonomi Singapura bakal turun 0,2 persen sepanjang Januari-Maret 2021.
Baca juga: 4 Jurus agar Bisnis Tak Hancur Lebur di Masa Resesi
Bila dilihat secara kuartalan, ekonomi Singapura tumbuh sebesar 2 persen dari kuartal IV-2020 yang terkontraksi sebesar 2,4 persen.
Kementerian menyebut, pertumbuhan ekonomi Singapura ditopang aktivitas sektor manufaktur yang kuat.
Industri penghasil barang tumbuh 3,3 persen dari tahun lalu, dibantu oleh ekspansi 7,5 persen dalam output manufaktur.
Sementara, pada sektor konstruksi masih alami kontraksi sebesar 20,2 persen, tetapi lebih baik dari kontraksi di kuartal sebelumnya yang sebesar 27,4 persen.
Pada industri jasa juga alami kontraksi sebesar 1,2 persen secara tahunan.
Baca juga: Meski Resesi, Menkeu Klaim Ekonomi RI Lebih Baik dari Negara G20 Lain
Ekonom Capital Economics Alex Holmes mengatakan, ekonomi Singapura harus terus pulih di kuartal selanjutnya.
Tentu untuk mencapainya perlu ada pelonggaran pembatasan perjalanan.
Menurut dia, pembukaan kembali pembatasan secara bertahap akan mendorong pemulihan, terutama pada sektor penerbangan, riil, dan perhotelan yang selama ini sudah sangat tertekan.
“Sektor ekspor akan tetap kuat, di dukung oleh permintaan global yang tinggi untuk semikonduktor, peralatan manufaktur yang canggih dan komponen farmasi,” kata Holmes seperti dikutip dari CNBC, Rabu (14/4/2021).
Singapura melaporkan resesi ekonomi terburuknya pada tahun lalu yang terkontraksi 5,4 persen.
Baca juga: Mengenal Arti Resesi: Penyebab, Dampak, dan Contoh Resesi Indonesia
Pelemahan ini akibat kebijakan pembatasan wilayah yang terjadi secara global sehingga menurunkan aktivitas perekonomian.
Dalam pernyataan terpisah, Otoritas Moneter Singapura atau Monetary Authority of Singapore (MAS) menyatakan, akan tetap mempertahankan kebijakannya yakni menjaga tingkat apresiasi dolar Singapura di kisaran 0 persen per tahun.
MAS mengatakan meskipun ekonomi Singapura akan terus tumbuh, tetapi sejumlah sektor yang paling parah terkena krisis Covid-19 akan terus berjuang untuk bisa bertahan.
Sementara, inflasi inti diperkirakan akan naik secara bertahap dan berada di kisarani 0 persen-1 persen pada tahun ini.
Baca juga: Wapres Imbau Masyarakat Berkontribusi Kembangkan Ekonomi Syariah
MAS pun memperkirakan pertumbuhan ekonomi Singapura di 2021 akan melebihi batas atas proyeksi resmi yang di kisaran 4 persen-6 persen, kecuali terjadi kemunduran pada ekonomi global.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.