Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
AM Lilik Agung
Trainer bisnis

Mitra Pengelola GALERIHC, lembaga pengembangan SDM. Beralamat di lilik@galerihc.com.

Visi Bisnis Gojek dan Tokopedia, Visi Anda Apa?

Kompas.com - 17/04/2021, 16:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEMUA dimulai dari visi. Petuah bijak ini memang benar adanya. Adalah Burt Nanus, maha guru kepemimpinan mengatakan, visi adalah gambaran masa depan organisasi yang realistik, kredibel dan atraktif.

Visi merupakan artikulasi dari arah yang dituju, yaitu masa depan yang secara hakiki lebih baik, hebat dan memikat daripada yang sekarang. Visi yang menggerakkan seluruh warga organisasi menuju sasaran yang dikehendaki.

Nadiem Makarim dengan Gojek-nya dan William Tanuwijaya melalui Tokopedia-nya, merupakan dua tokoh yang digerakkan oleh visi. Mereka membangun perusahaan rintisan dari nol dan kemudian menjadi raksasa dibidangnya.

Bahkan Gojek hari ini merupakan perusahaan rintisan dengan aplikasi (super app) terbanyak di dunia. Sementara Tokopedia adalah marketplace lokal terbesar di Indonesia. Pada Januari 2021, traffic share yang diraih Tokopedia sebesar 32,04 persen, dengan jumlah kunjungan 129,1 juta kali.

Gojek dan Tokopedia merupakan raksasa baru perusahaan di Indonesia. Berumur belum genap lima belas tahun - Tokopedia berdiri 2009, Gojek setahun berikut 2010 - namun valuasi bisnisnya sudah puluhan triliun rupiah.

Valuasi Gojek sebesar Rp 140 triliun, sedangkan Tokopedia berada pada angka Rp 98 triliun. Dua perusahaan yang bertumbuh super cepat namun dengan visi pendiri yang berbeda.

Visi Gojek

Visi dimulai dari pemimpin tertinggi. Pada Gojek, visi dimulai dari kepala pendirinya, Nadiem Makarim. Sementara visi seseorang kental dengan latar-belakangnya.

Nadiem dibesarkan dalam keluarga intelektual dan hidup mengglobal. Ayahnya, Nono Anwar Makarim pengacara papan atas, tokoh gerakan 66 dan intelektual par excellence.

Pendidikan Nadiem mulai dari tingkat dasar hingga master adalah sekolah-sekolah terbaik. SMA dituntaskan di Singapore, sarjana di Brown University Amerika Serikat sambil mengikuti pertukaran mahasiswa di London School of Economic. Gelar MBA disabet dari Harvard University.

Asupan pendidikan Nadiem bergizi tinggi. Pun dengan riwayat pekerjaannya. Tuntas dari Harvard University, Nadiem bekerja di konsultan manajemen papan atas dunia McKinsey & Co.

Hanya tiga tahun, selanjutnya ia menjadi mitra pendiri sekaligus managing director Zalora Indonesia.

Ketika di Zalora itu, cikal bakal Gojek mulai dirintis. Keluar dari Zalora dan sempat membantu sebentar di Kartuku sebagai chief innovation officer, akhirnya Nadiem mulai fokus membesarkan Gojek. Sejarah mencatat, Kartuku kemudian diakuisisi Gojek untuk dikembangkan sebagai Gopay.

Latar belakang keluarga, pendidikan dan pekerjaan yang membentuk visi Nadiem. Jika disederhanakan, visi Nadiem adalah global. Menjadi masuk akal jika dalam perkembangannya,

Gojek mulai masuk ke berbagai negara Asean dan direncanakan hadir juga di kawasan Asia Pasific. Gojek diposisikan oleh Nadiem perusahaan asli Indonesia yang siap berkompetisi global.

Visi Tokopedia

Kisah hidup Nadiem berbeda dengan sejarah hidup William Tanuwijaya. Melodrama harus dilakoni oleh William karena ia berasal dari keluarga kebanyakan. Dari TK hingga SMA dihabiskan dikota Pematang Siantar, Sumatera Utara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com