Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saham Netflix Merosot Seiring Pelonggaran Pembatasan Sosial

Kompas.com - 21/04/2021, 14:15 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 membuat layanan streaming film Netflix semakin populer. Sayangnya, sejak pembatasan sosial mulai melonggar tahun ini, saham Netflix berangsur turun.

Melansir Bloomberg, saham Netflix turun hingga 13 persen pada Selasa (20/4/2021). Pelonggaran aturan pembatasan sosial di banyak negara diduga menjadi pemicunya.

Harga saham Netflix turun ke posisi 480 dollar AS, level terendah di 2021.

Baca juga: Jumlah Pelanggan Melonjak di Tengah Pandemi, Netflix Raup Pendapatan Rp 350 Triliun

Pada kuartal pertama 2021, Netflix hanya mendapat 3,98 juta pelanggan baru. Jumlah tersebut meleset sangat jauh dari perkiraan Wall Street yang ada di angka 6,29 juta. Netflix memprediksikan, ada 6 juta pelanggan pada kuartal pertama.

Memasuki kuartal keempat tahun ini, Netflix memproyeksikan, bisa mendapat 1 juta pelanggan baru lagi. Jumlah itu jauh lebih kecil dari prediksi kebanyakan analis yang mematok angka 4,44 juta.

Penurunan jumlah pelanggan ini rupanya telah diprediksi sejak lama oleh Netflix. Berbulan-bulan lalu, Netflix menduga, pertumbuhan pelanggan akan melambat setelah mulai banyak orang yang beraktivitas di luar.

Minimnya judul baru hingga munculnya pesaing baru

Data awal tahun ini berbanding sangat jauh dengan kuartal pertama tahun lalu saat pandemi baru saja dimulai. Pada periode itu, Netflix mencatat jumlah tertinggi sepanjang sejarah perusahaan, dengan 15,8 juta pelanggan baru.

Tren positif masih dirasakan setidaknya hingga kuartal keempat 2020, sebelum program vaksin meluas dan pembatasan sosial dilonggarkan.

Sebaliknya, kuartal pertama tahun ini menandai capaian terburuk Netflix sejak 2013, di mana saat itu Netflix hanya mendapat 3 juta pelanggan baru.

Bloomberg memperkirakan, pendorong penurunan minat tersebut adalah minimnya judul baru yang diproduksi oleh Netflix. Wajar saja, kegiatan produksi Netflix memang melambat pada kuartal pertama karena dampak pandemi.

Baca juga: Capai 200 Juta Pengguna, Netflix Berhenti Bakar Duit

Tahun lalu, Netflix bisa mempertahankan jadwal rilisnya untuk beberapa bulan pertama karena telah menyelesaikan banyak produksi film sebelum pandemi.

Beragam tantangan produksi tersebut juga bertepatan dengan ketatnya persaingan dalam layanan streaming film dari Disney+, HBO Max, dan Apple TV+, hingga pendatang baru, seperti Discovery+ dan Paramount+. Parahnya, beberapa di antaranya lebih murah dari Netflix.

Disney+ belakangan mulai menarik perhatian berkat sejumlah serial baru kisah pahlawan super Marvel yang memang punya basis penggemar besar di berbagai penjuru dunia. Tayangan eksklusif HBO Max dan Apple TV+ juga semakin beragam dan bertabur bintang.

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Saham Netflix merosot seiring pelonggaran pembatasan sosial 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com