Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Tidak Mungkin Jadi Negara Maju, Kalau Perempuannya Tidak Dididik

Kompas.com - 21/04/2021, 18:46 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kualitas perempuan dalam sebuah negara menjadi tolak ukur suatu negara bisa maju atau sebaliknya.

Bendahara Negara itu menyebut, perempuan adalah pendidik pertama dan utama dalam sebuah keluarga.

Generasi-generasi yang baik akan tumbuh bila didikan orangtua, terutama ibu, sudah baik sejak dini.

Baca juga: Sri Mulyani: Industri Keuangan Syariah Harus Ditekankan pada Elemen Kejujuran

"Kalau ingin menjadi negara maju, kalau kita ingin membangun peradaban, tidak mungkin kalau perempuannya tidak dididik," kata Sri Mulyani dalam Talkshow: Kartini Pendobrak Perubahan secara daring, Rabu (21/4/2021).

Sri Mulyani menjelaskan, perempuan dituntut untuk cerdas dalam segala kondisi, agar mampu melihat fenomena keluarga, fenomena sosial, hingga fenomena negaranya secara jeli dan transparan.

Peran perempuan dalam membuat gebrakan dan membangun pergerakan nantinya akan mengubah dinamika sosial.

Perempuan akan mendapat kesempatan yang sama dengan laki-laki.

Hal ini pula yang diperjuangkan seorang pahlawan wanita pada masa kolonial, RA Kartini.

Baca juga: Makna Hari Kartini bagi Sri Mulyani: Membuka Kesempatan Perempuan Menikmati Pendidikan Tinggi

"Perempuan perlu merumuskan sebuah tekad, agar perempuan memperoleh kesempatan dalam pendidikan. Dan perjuangan (yang dilakukan Kartini saat itu) bukan untuk dirinya sendiri, tapi beliau memikirkan perempuan-perempuan lain," ujar Sri Mulyani.

Kendati demikian, kesetaraan gender yang digagas RA Kartini bukan untuk bersaing dengan kaum laki-laki.

Kartini saat itu memberikan argumentasi dan alasannya mengapa perempuan perlu mendapat pendidikan.

"Jadi mendobrak sesuatu tidak dengan anarki, tidak hanya dengan maki-maki, tidak dengan mem-bully. Tapi (menjelaskan alasan) secara runtut namun tajam dengan sebuah argumen dan logika," ungkap dia.

Sri Mulyani mengungkap, kenikmatan yang diperoleh perempuan saat ini sedikit banyak diperoleh dari gebrakan RA Kartini.

Baca juga: Sri Mulyani Ungkap Segudang Kendala UMKM

Dengan kesempatan yang sama, perempuan masa kini bisa sekolah hingga bekerja tanpa perlu memohon dan mengemukakan alasan pribadinya.

"Generasi kita ditagih oleh generasi Kartini. Dengan kesempatan dan pendidikan yang kamu peroleh, kamu lakukan apa untuk bangsamu?" kata wanita yang akrab disapa Ani ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com