Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pak Presiden Jangan Hanya Lirik Investasi Besar, Lirik Juga Investasi Kecil.."

Kompas.com - 27/04/2021, 19:15 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Founder dan Ekonom Senior Core Indonesia, Hendri Saparini meminta Presiden RI Joko Widodo tak hanya melihat dan mengejar investasi berskala besar.

Dia ingin Presiden turut menggenjot investasi berskala kecil dan menengah pada industri yang selama ini produknya masih impor, seperti beras hingga tepung tapioka.

"Tepung tapioka, beras, tepung beras, itu produk yang bisa dibuat bukan oleh investasi besar. Jadi Pak Presiden jangan hanya melirik investasi besar, lirik investasi menengah kecil," kata Hendri dalam diskusi media secara daring, Selasa (27/4/2021).

Baca juga: Soal Investasi Tesla, BKPM: Doakan, Potensinya Selalu Ada

Hendri menuturkan, investasi pada industri berskala kecil dan menengah memiliki peluang dan kekuatan besar. Selain menekan impor, investasi itu menciptakan lapangan pekerjaan.

Lapangan pekerjaan ini bisa diakses oleh masyarakat yang terkena PHK saat pandemi Covid-19 menghantam Tanah Air. Jika pekerja tersebut mendapat pekerjaan lagi, akhirnya konsumsi rumah tangga di level menengah ke bawah akan kembali pulih.

Asal tahu saja, saat ini pemulihan ekonomi cenderung lamban lantaran konsumsi rumah tangga ternyata tumbuh lebih lambat dari perkiraan.

Kepercayaan masyarakat kembali menurun karena munculnya gelombang ketiga pandemi Covid-19 dan vaksinasi tidak secepat yang diharapkan.

"Kalau (investasi) ini dijadikan pilot project, maka itu create job. Kita belum bisa create konsumsi rumah tangga, karena konsumsi menengah bawah itu belum lebih baik. Karena masih banyak yang belum dapat kerjaan, dan dana bansos berkurang dibanding tahun," ucap Hendri.

Baca juga: Investasi Capai Rp 219,7 Triliun di Kuartal I, Serap 311.793 Tenaga Kerja

Untuk mendorong munculnya pilot project, dia menyarankan pemerintah menggunakan APBN, dalam hal ini anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di sektor UMKM.

Pemerintah menyiapkan anggaran yang mendukung UMKM senilai Rp 191,13 triliun. Dana tersebut masuk dalam anggaran PEN Rp 699,43 triliun. Hingga kini, realisasinya mencapai Rp 37,71 triliun atau 20 persen.

Jika anggaran tersebut digunakan semaksimal mungkin, maka pertumbuhan ekonomi RI sepanjang tahun 2020 diproyeksi mencapai 4 persen.

"Gunakan anggaran APBN sebagai pendorong munculnya pilot project yang memproduksi produk yang selama ini diimpor. Anggaran PEN hampir Rp 700 triliun, artinya punya kekuatan besar untuk memanfaatkan anggaran PEN sebagai kunci menyelamatkan tiga kuartal berikutnya," pungkas Hendri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com