BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan BCA

Jaga Kerahasiaan Data Pribadi agar Akun Rekening Anda Aman

Kompas.com - 28/04/2021, 21:14 WIB
Erlangga Satya Darmawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Saat ini, pembobolan dana digital mobile banking (m-banking) marak terjadi di Indonesia. Pelaku kejahatan tersebut umumnya memanfaatkan kelalaian nasabah dalam menjaga kerahasiaan data pribadi perbankan.

Hal tersebut yang menjadi celah untuk digunakan pelaku agar dapat menguasai akun rekening milik nasabah.

Untuk mendapatkan data pribadi perbankan nasabah, pelaku melakukannya dengan cara menghubungi korban dan berpura-pura menjadi petugas bank. Selain itu, banyak metode lainnya yang kerap digunakan untuk mendapatkan calon korban.

Seperti fake caller atau penipuan dengan menggunakan nomor telepon dan akun media sosial (medsos) palsu. Saat menghubungi korban, pelaku kerap memakai nomor yang nyaris sama dengan akun resmi contact center sebuah bank.

Baca juga: Sedang Marak, #AwasModus Pencurian Data Rahasia Perbankan!

Metode kejahatan ini digunakan pelaku untuk membuat korban merasa telah dihubungi langsung oleh petugas bank.

Selanjutnya ada metode phishing. Melalui cara ini, pelaku akan mengirim email, direct message, hingga pesan WhatsApp yang seolah berasal dari pihak bank.

Agar lebih meyakinkan, pelaku juga membuat website bank palsu yang menyerupai website resminya. Bahkan, tidak jarang bila dicari melalui situs pencarian Google, website palsu tersebut berada pada urutan teratas karena menggunakan layanan Ads.

Setelah mendapatkan calon korban, pelaku mulai melancarkan rekayasa psikologis dengan mengiming-imingi korban melalui hadiah. Namun, sebagai persyaratan, hadiah tersebut baru bisa diambil jika korban memberikan data pribadi perbankan.

Untuk menyudutkan korban, seringkali pelaku kejahatan memberikan ancaman berupa pemblokiran nomor rekening jika tidak segera melakukan pembaharuan data dalam rentang waktu 24 jam.

Rekayasa tersebut kerap kali berhasil dilakukan. Alhasil, korban yang tidak mampu berpikir jernih mau memberikan seluruh data pribadi perbankan miliknya.

Untuk diketahui, aksi pembobolan rekening perbankan dengan metode demikan masuk ke dalam kategori social engineering.

Diberitakan Kompas.com, Sabtu (21/11/2020), social engineering merupakan tindakan mengelabui dengan mengarang atau merekayasa suatu kondisi yang dapat memengaruhi sisi psikologi seseorang. Dengan begitu, pelaku akhirnya bisa mengendalikan dan mendapatkan data pribadi korban.

Data pribadi perbankan tersebut biasanya berupa nomor kartu ATM, personal identification number (PIN), username beserta PIN mobile banking, dan one time password (OTP).

Saat korban membagikan data pribadi itulah, pelaku berhasil menjalankan aksinya mengambil alih dan menguras akun rekening milik korban.

Dalam banyak kasus, oknum penipu kerap menggunakan nama perusahaan perbankan yang umum digunakan masyarakat di Indonesia. Salah satunya, Bank Central Asia (BCA).

Tips menghindari penipuan

Khusus pengguna BCA mobile, berikut kiat waspada agar terhindar dari aksi penipuan yang dilansir dari situs web resmi BCA.

Pertama, tidak mengangkat telepon dari nomor mencurigakan, apalagi nomor yang mirip dengan nomor resmi layanan Halo BCA. Untuk diketahui, nomor customer call center BCA hanya 1500888 tanpa embel-embel kode di depannya, seperti +62 atau 021.

Kedua, bila Anda terlanjur mengangkat telepon mencurigakan, terutama dari oknum yang mengatasnamakan Halo BCA, sebaiknya Anda tak langsung percaya begitu saja. Hal tersebut berlaku juga untuk penipuan yang menggunakan akun chat dan media sosial.

Biasanya, pelaku yang mengaku sebagai petugas Halo BCA akan melancarkan rekayasa psikologis seperti yang sudah dijelaskan pada paragraf sebelumnya.

Apabila menemukan modus seperti itu, sebaiknya Anda menenangkan diri terlebih dulu dan mengecek ke layanan Halo BCA mengenai program berhadiah yang disebutkan oknum penipu. Anda juga bisa melakukan pengecekan di website resmi BCA di www.bca.co.id.

Terpenting, jika Anda sudah dimintakan data-data pribadi sebaiknya langsung akhiri panggilan tersebut.

Perlu diketahui, pihak BCA tidak pernah meminta data pribadi nasabah, seperti PIN ATM, nomor kartu ATM, PIN mobile banking, OTP, dan data pribadi lainnya.

Jika Anda menemukan aktivitas seperti kegiatan di atas, terutama yang menggunakan nama BCA, Anda bisa langsung menghubungi lima official channel Halo BCA berikut.

1. Telpon Halo BCA di 1500888 (tanpa awalan 021 atau +62 atau apapun).
2. Whatsapp Bank BCA 08111500998 (ada centang hijau).
3. Twitter Halo BCA di @HaloBCA (ada centang biru).
4. Email Halo BCA di http://www.bca.co.id/awasmodus.
5. Webchat Halo BCA diwww.bca.co.id.

Informasi tersebut bisa Anda bagikan kepada keluarga teman dekat agar tidak ada lagi korban aksi penipuan yang mengincar akun mobile banking Anda.

Yuk, jadi Generasi Anti Modus dengan mengenali berbagai modus kejahatan perbankan lainnya. Informasi seputar #AwasModus tersebut bisa Anda dapatkan melalui tautan ini.
Hal terpenting, jaga selalu keamanan data pribadimu. Sebab, #DatamuRahasiamu.


komentar di artikel lainnya
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com