Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei PwC: Sektor Healthcare dan Teknologi Paling Sedikit Terdampak Pandemi Covid-19

Kompas.com - 30/04/2021, 08:44 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Krisis pandemi Covid-19 tak bisa dipungkiri membawa dunia usaha terpukul.

Berdasarkan survei terbaru PwC Global Crisis 2021, lebih dari 70 persen perusahaan global termasuk Indonesia mengaku terdampak pandemi.

Beberapa sektor yang paling terkena dampak adalah tenaga kerja, kegiatan operasional, hotel dan pariwisata, serta supply chain.

Baca juga: Kebutuhan Internet Selama Pandemi Meningkat, Pendapatan Telkom Grup Tumbuh Positif

Adapun healthcare dan teknologi merupakan sektor yang terkena dampak paling sedikit.

Global Crisis Leader PwC AS, Kristin Rivera mengatakan, survei tersebut membuktikan betapa pentingnya memikirkan ketangkasan dan memperkuat kembali kemampuan perusahaan untuk bertahan.

"Semua mata akhirnya tertuju ke masa depan. Belajar dari bagaimana bisnis merespon krisis adalah langkah pertama yang penting untuk membangun fondasi yang tepat menghadapi apapun yang dapat terjadi," kata Kristin dalam siaran pers, Jumat (30/4/2021).

Pentingnya fondasi juga terlihat ketika ada 20 persen dari responden menyatakan krisis ini berdampak positif secara keseluruhan pada bisnisnya.

Mereka yang sukses cenderung mengandalkan tim krisis khusus untuk merespon krisis dengan tepat.

Baca juga: Meski Terkendala Pandemi, Telkom Catat Kinerja Positif Sepanjang 2020

Organisasi yang "bernasib baik" ini cenderung mendapatkan tim krisis yang berdedikasi untuk mendorong respons terhadap krisis.

"Perencanaan krisis, program ketahanan, dan perlindungan serta pertimbangan akan kebutuhan fisik dan emosional karyawan adalah bagian untuk bersiap menghadapi hal yang tak terhindarkan," sebut Kristin.

Berangkat dari itu, perusahaan harus mempercepat transformasi di area tertentu dan menurunkan prioritas di area lain.

Misalnya dalam hal ketenagakerjaan, kerja jarak jauh (WFH) adalah perubahan yang paling umum diterapkan perusahaan yang bertahan.

Tercatat, 50 persen responden Indonesia telah menjadikan kerja jarak jauh sebagai pilihan permanen bagi karyawan.

Baca juga: Pemulihan Ekonomi di Tengah Pandemi dan Krisis Iklim

Sementara hanya 39 persen responden global menerapkan hal serupa.

"Jadi, infrastruktur pendukung dan kapabilitas mengolah data sangat penting, terutama karena kerja jarak jauh memenuhi kebutuhan pengambilan keputusan yang jelas," kata Kristin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com