Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dorong Daya Saing Industri, Kemenperin Percepat Substitusi Impor 35 Persen

Kompas.com - 30/04/2021, 17:09 WIB
Elsa Catriana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian meluncurkan program substitusi impor 35 persen pada tahun 2022 untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing industri di Tanah Air sehingga mendorong upaya pemulihan ekonomi nasional.

“Nilai subtitusi impor yang ditargetkan sebesar Rp 152, 83 triliun atau 35 persen dari potensi impor tahun 2019 yang mencapai Rp434 triliun,” kata Inspektur Jenderal Kemenperin, Masrokhan dalam siaran pers, Jumat (30/4/2021).

Masrokhan menyebut, salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui pelaksanaan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).

Baca juga: Kemenko Perekonomian Sebut Industri Nasional Mulai Membaik

 

“Program ini dinilai dapat memberikan kesempatan kepada industri-industri di Indonesia untuk tumbuh,” ungkapnya.

Apalagi, potensi belanja pemerintah dari APBN mencapai Rp 607 triliun, yang terdiri atas belanja barang senilai Rp 357,4 triliun dan belanja modal Rp 250,3 triliun.

“Sejak Timnas P3DN diluncurkan pada tahun 2018, Kemenperin telah mengeluarkan sertifikat TKDN untuk lebih dari 10.000 produk. Tentunya ke depan kami akan akselerasi ini,” ungkapnya.

Kebijakan lainnya yang bisa menjadi pengungkit, yakni penurunan harga gas industri. Pada tahun 2020, terdapat 176 perusahaan dari tujuh sektor tersebut yang mendapat fasilitas tersebut.

Masrokhan menyampaikan, upaya hilirisasi industri juga ditempuh lewat pengembangan industri smelter, seperti smelter nikel, nikel kobalt, alumunium, tembaga dan besi baja.

Saat ini, secara total Indonesia sudah punya sebanyak 30 smelter yang beroperasi, sedangkan yang tahap konstruksi sekitar 20 smelter, dan dalam tahap feasibility study ada sembilan smelter.

Baca juga: Kementan: Industri Cokelat Akan Meningkat Pesat

Kebijakan berikutnya adalah Kemenperin terus terlibat aktif dalam program Bangga Buatan Indonesia dan menciptakan nilai tambah bagi sektor industri kecil menengah (IKM), meningkatkan permintaan terhadap produk IKM, dan meningkatkan jumlah IKM yang on-boarding.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com