Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara-negara Zona Euro Alami Resesi Lagi, Kok Bisa?

Kompas.com - 03/05/2021, 13:13 WIB
Mutia Fauzia

Penulis

Sumber BBC


LONDON, KOMPAS.com - Negara-negara kawasan euro atau zona euro (eurozone) kembali terperosok resesi lantaran pandemi Covid-19 yang masih terus membayangi kegiatan perekonomian.

Dilansir dari BBC, Senin (3/5/2021) perekonomian eurozone mengalami kontraksi sebesar 0,6 persen pada periode Januari hingga Maret 2021. Dengan demikian, negara kawasan euro mengalami resesi double dib.

Artinya, ekonomi eurozone kembali resesi setelah pada periode sebelumnya sudah sempat tumbuh.

Baca juga: 4 Jurus agar Bisnis Tak Hancur Lebur di Masa Resesi

Namun demikian, dari negara-negara yang telah merilis data perekonomiannya hingga saat ini, pola serupa hanya terjadi di Italia.

Perekonomian Italia pada kuartal I tahun ini masih 6,6 persen lebih rendah bila dibandingkan dengan akhir tahun 2019 atau awal mula dari pandemi.

Sementara itu, negara-negara lain telah menunjukkan pertumbuhan pada satu hingga dua kuartal terakhir.

Ekonomi Perancis, misalnya, telah kembali tumbuh pada tiga bulan pertama tahun ini, yakni sebesar 0,4 persen, setelah sempat merosot pada akhir tahun 2020 lalu.
Meski demikian, pihak biro statistik setempat menilai kinejra perekonomian tersebut masih tertahan.

Di sisi lain, Jerman yang sempat mencatatkan pertumbuhan pada kuartal IV-2020 lalu, ekonominya kembali merosot yakni minus 1,7 persen di kuartal I tahun ini.

Baca juga: Masih Terkontraksi, Pertumbuhan Ekonomi RI Diproyeksi Minus 0,5 Persen hingga Minus 1 Persen di Kuartal I 2021

Terdapat beberapa faktor spesifik yang menyebabkan kinerja ekonomi Jerman kembali merosot di awal tahun ini.

Claus Vistesen dari Pantheon Macroeconomics mengatakan, ekonomi Jerman terdampak oleh kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) yang menyebabkan kemerosotan pada belanja dan konstruksi.

Kenaikan PPN terjadi lantaran tahun lalu, jerman sempat memberikan insentif dalam bentuk pemotongan PPN yang masa berlakunya berakhir di akhir tahun lalu.

Selain itu, Andrew Kenningham dari Capital Economics menilai terjadi gangguan suplai yang memberi dampak pada sektor manufaktur besar, terutama di industri motor atau mesin.

Namun demikian, saat ini kondisi perekonomian sudah lebih baik bila dibandingkan pada masa awal pandemi.

Aktivitas perekonomian di kawasan euro dalam periode terakhir sudah 11 persen lebih tinggi bila dibandingkan dengan titik terendah pada kuartal II tahun lalu.

Kinerja perekonomian yang melemah diharapkan kembali menguat pada beberapa waktu ke depan dengan kian meningkatknya distribusi vaksin. Dengan demikian, maka pembatasan sosial akan mulai dilonggarkan dan tingkat kepercayaan konsumen akan menguat. Hal itu utamanya dibutuhkan untuk negara-negara kawasan Eropa bagian selatan di mana banyak pelaku usaha yang bergantung pada pariwisata.

Baca juga: Ekonomi AS Tumbuh 6,4 Persen di Kuartal I-2021

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com