Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[TREN EDUKASI KOMPASIANA] Gembira Sekaligus Cemas jika Sekolah Resmi Buka Lagi | Pembelajaran Self Dignity

Kompas.com - 10/05/2021, 14:04 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim mengatakan pembelajaran tatap muka (PTM) akan dilaksanakan kembali pada tahun ajaran baru Juli nanti.

Nadiem sendiri mengakui banyak kekhawatiran tentang rencana ini. Menurut dia, tidak ada solusi lain selain anak-anak harus mulai berinteraksi lagi.

Namun dengan peraturan vaksin diprioritaskan untuk para guru, Nadiem merasa sudah waktunya pembelajaran kembali ke sekolah.

Dia menegaskan bahwa setiap orangtua memiliki hak mutlak menentukan apakah anaknya boleh ikut sekolah tatap muka atau tidak. Selain itu, dikatakan Nadiem, sekolah wajib memberikan opsi tatap muka.

Selain rencana pembelajaran tatap muka ada juga pembahasan mengenai pembelajaran self dignity dan riset yang terhambat dengan bahasa Indonesia.

Berikut konten-konten menarik dan populer kategori Edukasi di Kompasiana:

1. Gembira Sekaligus Cemas jika Sekolah Resmi Buka Lagi Juli Nanti

Menurut Kompasianer Yana Haudy, dari surat izin yang ditandatangani orangtua mengenai pembelajaran tatap muka.

Hal tersebut berdasarkan Dinas Pendidikan Kabupaten Magelang sejak Desember 2020 telah meminta semua sekolah mengumpulkan surat pernyataan orangtua, apakah mereka memberi izin atau tidak jika sekolah buka lagi.

Hampir semua orangtua dari 336 siswa di sekolah anak lelaki dia menyetujui pembelajaran tatap muka, termasuk di sekolah anak perempuannya.

Dikatakannya, lima guru dari jenjang sekolah berbeda yang dia tanyai juga mengatakan mayoritas orangtua di sekolah mereka ingin sekolah cepat buka lagi. (Baca selengkapnya)

2. Pembelajaran "Self Dignity" ala Orangtua Saya

Semua hal yang membentuk karakter seseorang dalam menjalani kehidupannya tentu tidak bisa dilepaskan dari didikan orangtua di rumah, termasuk mengenai harga diri.

Harga diri yang diajarkan oleh orangtua bisa saja kuat atau lemah, tergantung dari karakteristik dasar dan latar belakang pendidikannya.

Namun pada beberapa kasus, menurut Kompasianer Ony Edyawaty, para orangtua dengan latar belakang cukup mampu dan tingkat pendidikan yang tinggi justru kerap luput mengajarkan konsep harga diri pada anak-anak mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com