Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Ekonom Prediksi Ekonomi RI Kuartal II Hanya Tembus 4-5 Persen

Kompas.com - 10/05/2021, 17:42 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 melesat di kisaran 6,9 persen hingga 7,8 persen, setelah terkontraksi 0,74 persen di kuartal I 2021.

Namun, pertumbuhan ekonomi hingga 7,8 persen yang diproyeksi pemerintah bisa saja tertahan mengingat diberlakukannya larangan mudik dan tingkat penularan kasus Covid-19 yang masih berlanjut.

Pengamat Ekonomi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi memproyeksi, pertumbuhan ekonomi mencapai 7,8 persen di kuartal II 2021 agak sulit dicapai. Dia memproyeksi, ekonomi hanya tumbuh sekitar 5,2 persen di kuartal mendatang.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Masih -0,74 Persen, Pemerintah Klaim Lebih Baik Dibanding Negara Lain

"Bukan 7 persen (6,9 - 7,8 persen), tapi 5,2 persen. Memang adanya larangan mudik menurunkan konsumsi sehingga sulit untuk mencapai pertumbuhan ekonomi itu," kata Fahmy saat dihubungi Kompas.com, Senin (10/5/2021).

Fahmy menuturkan, peningkatan konsumsi rumah tangga sebagai dampak dari meningkatnya pendapatan masyarakat masih memerlukan waktu.

Pemerintah kata Fahmy, bisa saja menaikkan daya beli dengan menurunkan pengeluaran masyarakat. Beberapa caranya adalah penurunan harga BBM, tarif listrik, hingga pulsa internet.

Berbagai intervensi ini dipercaya mampu menumbuhkan perekonomian, meski angka pertumbuhan sekitar 7,8 persen masih terlalu tinggi.

"Jadi dalam kondisi pandemi Covid-19 yang belum selesai, pertumbuhan 7,8 persen di kuartal II sangat mustahil. Penurunan konsumsi, yang menjadi andalan komponen pertumbuhan, menurun drastis," ungkap Fahmy.

Sependapat dengan Fahmy, Ekonom CORE Indonesia Piter Abdullah Redjalam memprediksi, pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2021 belum akan mampu menembus level 6-7 persen.

Meski dia meyakini, ekonomi di kuartal II 2021 akan lebih baik dan sudah menuju zona positif setelah 4 kuartal berturut-turut mengalami kontraksi.

Baca juga: Menteri PPN: Butuh Investasi Hampir Rp 6.000 Triliun Buat Topang Pertumbuhan Ekonomi di 2022

Tapi dengan catatan, tren perbaikan ekonomi saat ini tidak terganggu oleh adanya lonjakan kasus Covid-19 yang memaksa pemerintah harus melakukan pengetatan PPKM lagi.

"Dengan asumsi tidak ada pengetatan PPKM, kami perkirakan pertumbuhan ekonomi sudah akan positif, dikisaran 3 persen sampai 4 persen," tutur Piter.

Bahkan Piter menyebut, ekonomi berpeluang menguat lebih dari itu, jika pemerintah bisa menanggulangi pandemi dengan baik. Kemudian, tren penurunan kasus Covid-19 berlanjut dan kepercayaan masyarakat untuk kembali belanja maupun beraktivitas semakin meningkat.

"Ekspektasi Pertumbuhan 7,8 persen is too good to be true, karena bahaya pandemi masih sangat besar," pungkas Piter.

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pertumbuhan tinggi di kuartal II 2021 bisa terwujud karena adanya faktor base effect dari kuartal II tahun 2020 yang mencapai -5,32 persen.

Mantan Menteri Perindustrian ini berujar, kontraksi pertumbuhan ekonomi di kuartal I terjadi karena PDB berdasarkan harga dasar konstan tak jauh berbeda.

Di kuartal I tahun 2020, PDB berdasarkan harga dasar konstan Rp 2.703,1 triliun. Sementara di kuartal I tahun ini, harga dasar konstan adalah Rp 2.683 triliun.

Kemudian di kuartal II 2020, harga dasar konstan menurun hanya Rp 2.589,8 triliun.

Baca juga: BI Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2021 Jadi 4,1-5,1 Persen

"Apabila PDB kita harga konstan-nya sama saja (nominalnya) dengan di kuartal I, maka (ekonomi) sudah melompat 5,62 persen. Oleh karena itu pemerintah confident bahwa angka 6,9 persen atau 7 persen itu bisa tercapai di kuartal II 2021," jelas Airlangga dalam konferensi pers, Rabu (5/5/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com