Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunakan Robot Kolaboratif, Manufaktur RI Dinilai Bisa Capai Produktivitas Lebih Tinggi

Kompas.com - 17/05/2021, 14:59 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Perusahaan teknologi robot kolaboratif (cobot) yang berbasis di Denmark yaitu Universal Robots (UR), mendorong perusahaan manufaktur Indonesia untuk segera mengadopsi penggunaan collaborative robots (cobot).

Hal itu dinilai akan menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang terampil serta mencapai produktivitas yang lebih tinggi.

Regional Director of Asia-Pacific Universal Robots James McKew mengatakan, penggunaan teknologi robotika telah menunjukkan manfaat yang besar bagi industri di Indonesia dan dinilai akan semakin membantu pemerintah dalam mewujudkan visinya untuk membangun industri 4.0.

"Industri manufaktur Indonesia akan sangat diuntungkan dengan adanya teknologi robotika yang memiliki kemampuan dalam menyelesaikan tugas berulang dalam ruang yang terbatas dan terstruktur," ujarnya dalam siaran persnya, dikutip Kompas.com, Senin (17/5/2021).

Cobot disebut dapat bekerja sepanjang waktu untuk menghasilkan pekerjaan yang konsisten dengan kondisi kerja yang membutuhkan intensitas tinggi tanpa istirahat.

UR menyebut cobot yang diproduksinya memungkinkan SDM perusahaan dialihkan ke aktivitas yang memiliki nilai lebih tinggi, yang dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja dari SDM tersebut.

Baca juga: Ini 11 Emiten yang Akan Tebar Dividen Setelah Libur Lebaran

“Kami juga telah menandai satu dekade penuh sejak cobot pertama dari Universal Robots digunakan di Asia Selatan dan dari sisi keamanan adalah prioritas utama yang sangat penting dan telah menjadi pintu masuk ke pasar cobot saat ini. Kami percaya, dalam mengembangkan suatu cobot harus mempunyai elemen yang terjangkau, ringan dan fleksibel yang dapat memberikan ROI cepat bagi industri manufaktur," kata McKew.

Dia juga mengatakan, dengan waktu pengembalian modal rata-rata paling singkat 12 bulan karena peningkatan produktivitas, kualitas dan konsistensi, perusahaan manufaktur Indonesia akan dapat memperkirakan pengembalian investasi sebelum akhir tahun ini atau awal tahun 2022.

Secara global, pasar cobot diharapkan akan mencapai 7.972 juta dollar AS pada tahun 2026 dengan rata-rata tingkat pertumbuhan tahunan 41,8 persen. Di wilayah APAC, pasar cobot diperkirakan akan melampaui pasar Eropa pada tahun 2021, dikarenakan semakin banyaknya industri manufaktur berskala besar seperti sektor otomotif, elektronik, dan logam yang menggunakan cobot.

Baca juga: Gojek-Tokopedia Merger, Driver Gojek Bisa Dapat Pendapatan Lebih Besar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com