Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Diproyeksi Naikkan Suku Bunga 50 Bps hingga Akhir 2022

Kompas.com - 18/05/2021, 13:09 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Morgan Stanley memproyeksi Bank Indonesia (BI) akan menormalisasi kebijakan suku bunga acuan dengan menaikkannya sebesar 50 basis poin (bps) hingga akhir tahun 2022.

Normalisasi dilakukan setelah bank sentral di negara-negara Asia termasuk BI, merelaksasi kebijakan moneter dengan mengadopsi suku bunga landai guna menahan dampak pandemi Covid-19.

Saat ini, suku bunga acuan BI (BI-7DRR) masih berada pada level terendahnya, yakni 3,50 persen.

"BoK (Bank of Korea), BI, dan BNM (Bank Negara Malaysia) bisa mulai normalisasi pada kuartal I -2022, mengambil kebijakan rate secara kumulatif masing-masing 75 bps, 50 bps, dan 75 bps pada akhir tahun 2022," sebut Morgan Stanley dalam laporannya bertajuk Asia Economic Mid-Year Outlook, Selasa (18/5/2021).

Baca juga: Menakar Untung Rugi GoTo bagi Ekonomi Nasional

Bersama BI, beberapa negara di Asia juga akan mengambil langkah serupa. Bank sentral India, Reserve Bank of India (RBI) diproyeksi meningkatkan suku bunga sebesar 25 bps pada kuartal -IV tahun ini. Secara kumulatif, RBU bakal meningkatkan suku bunga hingga 175 bps di kuartal IV 2022.

Kemudian Taiwan melalui Central bank of Republic of China (CBC) bakal menaikkan suku bunga sebesar 12,5 bps di kuartal II-2022, kemudian lanjut menaikkan lagi di kuartal-III tahun 2022.

Sementara bank sentral Thailand, Bank of Thailand (BOT) akan meningkatkan suku bunga sebesar 25 bps di kuartal IV tahun 2022.

Sedangkan bank sentral Singapura diproyeksi akan lebih dulu mengatur nilai tukar. Kemudian bertahap pada Oktober 2021, Monetary Authority Singapore (MAS) mulai mengapresiasi suku bunga acuan.

Baca juga: Ini Jumlah Peserta yang Terdaftar dalam Program Vaksinasi Gotong Royong

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com