Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geser Jepang, Negara Ini Masuk Daftar 5 Investor Terbesar di Indonesia

Kompas.com - 20/05/2021, 16:07 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan, untuk pertama kalinya pasca reformasi,  Swiss masuk ke dalam daftar 5 negara dengan foreign direct Investment (FDI) terbesar di Indonesia.

Bahkan Swiss telah menggeser posisi Jepang dalam daftar 5 investor terbesar Indonesia sejak kuartal pertama 2021.

"Ini sejarah bangsa kami di Indonesia pasca reformasi belum pernah Swiss menjadi atau masuk ke dalam 5 negara foreign direct Investment di Indonesia, tapi tahun ini di kuartal pertama itu tembus," ujarnya saat peletakan batu pertama Pabrik PT Nestle Indonesia secara virtual, Kamis (20/5/2021).

Menurut dia hal ini menjadi angin segar untuk dunia investasi di Indonesia. 

Baca juga: Profil Bahlil: Tukang Pikul, Sopir Angkot, hingga Menteri Investasi

Selain itu Bahlil juga menilai, dengan masuknya Swiss ke dalam 5 negara besar yang paling banyak berinvestasi di Indonesia menunjukkan adanya kepercayaan dari dunia internasional kepada Indonesia sebagai negara tujuan berinvestasi.

Apalagi kata dia, saat ini pemerintah Indonesia secara besar-besaran telah melakukan reformasi dalam rangka memudahkan pelaku usaha untuk berinvestasi di Indonesia.

Bahlil mencontohkan, proses perizinan pembangunan pabrik Nestle yang didirikan di Batang, Jawa Tengah, dilakukan secara cepat dan transparansi.

"Izin-izin enggak kita persulit lagi, perizinan Nestle ini kemarin kita urus dan enggak lama ngurusnya, enggak pakai duit. Ini enggak pakai amplop-amplop," katanya.

Sebagai informasi, Nestle merupakan perusahaan yang berkantor pusat di Swiss.

Selain itu Bahlil juga mengatakan, proses yang dilakukan ini sesuai dengan arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk tidak mempersulit para investor yang ingin masuk ke Indonesia dan berinvestasi.

"Menahan izin sama dengan menahan lapangan pekerjaan, menahan izin sama dengan menahan laju pertumbuhan ekonomi. Jadi semua perizinan sekarang enggak kita persulit lagi," tegas dia.

Baca juga: Sanggupi Target Investasi Rp 900 Triliun, Bahlil: Siap, Pak Presiden!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com