Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penjelasan Pencipta Ethereum yang Sebut Bubble Aset Kripto Bakal Terjadi

Kompas.com - 23/05/2021, 12:55 WIB
Mutia Fauzia

Penulis

Sumber CNBC


JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai kapitalisasi pasar mata uang kripto merosot tajam dalam sepekan terakhir. Berdasarkan data coinmarketcap.com, kapitalisasi pasar mata uang kripto anjlok 36,96 persen dari 1,35 triliun dollar AS ke 861 miliar dollar AS hanya dalam waktu sepekan.

Hal tersebut cukup mengejutkan bagi para pelaku pasar dan investor aset kripto.
Dilansir dari Entrepreneur, pendiri Ethereum Vitalik Buterin mengaku tak kaget dengan merosotnya harga-harga aset kripto. Bahkan, ia sudah memperkirakan bubble aset kripto atau gelembung aset kripto tersebut pecah dalam waktu dekat.

"Aset kripto saat ini sedang dalam bubble, namun sulit memperkirakan dia akan pecah," ujar Buterin dikutip Entreprenur dai CNN seperti dilansir Kompas.com, Minggu (23/5/2021).

Baca juga: Gelembung Terbesar Bitcoin Kini Mulai Pecah

Menurut Buterin, gelembung aset kripto bisa pecah kapan saja, baik sekarang maupun dalam beberapa bulan ke depan.

Harga ethereum pun turut merosot drastis dalam sepekan terakhir. Data Coingecko menunjukkan, dalam sepekan terakhir harga Ethereum telah merosot hingga 40 persen.

Kini, harga ethereum diperdagangkan di kisaran 2.224 dollar AS atau sekitar Rp 31,80 juta.

Bahkan, harga ethereum tersebut merosot nyaris 50 persen atau sebesar 48,7 persen dari rekor harga tertingginya yakni di kisaran 4.356 dollar AS per keping pada 12 Mei 2021 lalu.

Harga ethereum anjlok jelas berdampak pada portofolio Vitalik Buterin. Padahal tiga pekan yang lalu, ia merupakan miliarder termuda di dunia yang kaya berkat aset kripto. Kini, gara-gara harga aset kripto yang berguguran, dana yang ia miliki merosot dari 1,1 miliar dollar AS menjadi hanya 879 juta dollar AS dalam waktu sehari.

Baca juga: China Resmi Larang Perdagangan Mata Uang Kripto

"Saat ini setidaknya ada tiga gelembung aset kripto terbesar (...) Dan cukup sering, alasan mengapa gelembung tersebut akhirnya berhenti adalah karena beberapa peristiwa terjadi yang hanya memperjelas bahwa teknologinya belum siap," ujar dia.

Saat ini, ethereum merupakan aset kripto dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar kedua setelah bitcoin. Salah satu alasan pertumbuhan popularitas ethereum adalah jaringannya yang digunakan untuk transaksi non fungible token (NFT).

Salah satu penyebab bubble aset kripto pecah dalam sepekan terakhir salah satunya kebijakan pemerintah China yang memutuskan untuk memperketat aturan mengenai penambangan atau mining dan perdagangan mata uang digital tersebut.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (22/5/2021) Wakil Perdana Menteri China Liu He dalam sebuah keterangan mengatakan, aturan yang lebih ketat diperlukan untuk melindungi sistem keuangan di Negeri Tirai Bambu.

"Penting untuk menindak penambangan dan transaksi perdagangan bitcoin, selain itu juga untuk mencegah transmisi dari risiko individu ke permasalahan sosial," tulis keterangan tersebut.

Baca juga: Pemerintah China Perketat Aturan Aset Kripto, Harga Bitcoin dkk Jeblok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com