Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir Mau Pendanaan dari PNM Makin Murah

Kompas.com - 24/05/2021, 19:00 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) merupakan salah satu tulang punggung yang memastikan ekonomi Indonesia harus terus seimbang.

Hal tersebut dikatakan mantan bos Inter Milan itu saat mengunjungi salah satu nasabah PNM di Kebumen, Jawa Tengah.

"Alhamdulillah yang kalau saya pantau PNM ini salah satu tulang punggung yang memastikan ekonomi Indonesia harus seimbang, tidak yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Karena itu sekarang Alhamdulillah PNM ini sudah (punya) 10 juta nasabah," ujar Erick seperti dikutip dari video yang diunggah di akun YouTube Kementerian BUMN, Senin (24/5/2021).

Baca juga: Pro Kontra Kebijakan Erick Thohir Bentuk Holding Ultramikro untuk Bantu UMKM

Pendiri Mahaka Media ini ingin ke depannya pendanaan yang diberikan PNM makin bisa dijangkau oleh seluruh masyarakat Indonesia.

"Apa yang sekarang kita terus perbaiki untuk PNM, kita ingin memastikan bahwa pendanaan yang ada di PNM makin hari makin murah, supaya cicilannya makin ringan. Itu yang sedang kita usahakan," kata dia.

Menurut Erick, hal tersebut perlu dilakukan agar pengusaha kecil di seluruh pelosok Tanah Air bisa terus berkembang.

"Tentu saya berharap dengan sistem yang ibu-ibu sudah punya di PNM, ini merupakan sistem yang memastikan bahwa pengusaha seperti ibu-ibu yang merupakan tulang punggung keluarga bisa terus berkelanjutan," ungkap Erick.

Baca juga: Erick Thohir: Kesejahteraan Petani Harus Ditunjang dengan Kegiatan Bisnis yang Profesional

Sebelumnya diberitakan, Erick Thohir akan membentuk Holding BUMN Ultramikro (UMi). Holding UMi sendiri akan berisi PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dan PT Pegadaian.

“Ini insya Allah di kuartal III tahun ini tuntas, sinergi BRI, PNM, dan Pegadaian,” ujar Erick saat memberi sambutan dalam Rapat Kerja Nasional Hipmi 2021, Jumat (5/3/2021).

Erick menjelaskan alasan dirinya mau menyinergikan tiga perusahaan tersebut. Salah satunya karena dia menilai saat ini sistem perbankan di Indonesia tak bersahabat bagi pelaku usaha kecil.

Dengan adanya Holding BUMN UMi ini, mantan bos Inter Milan itu berharap agar semakin banyak pelaku UMKM yang bisa naik kelas.

“Supaya apa, salah satunya memastikan dengan data-data konkret dan riil pengusaha bisa naik kelas. Yang tadinya nasabah PNM (pinjamannya Rp 1 juta-Rp 3 juta tanpa agunan, dengan sinergi ini dia bisa naik kelas jadi Rp 20 juta-Rp 50 juta pinjamanannya. Tapi datanya terlihat, dia dagangannya apa, di mana, kesulitannya apa, apa yang perlu di-support,” kata dia.

Erick menambahkan, saat ini para pelaku usaha mikro dalam meminjam dana ke perbankan dikenai bunga yang relatif lebih besar. Untuk bisa menaikkan kelas para pelaku usaha mikro itu, perlu adanya penurunan suku bunga.

“Kita harus menurunkan cost of fund. Hari ini Himbara sudah announce menurunkan lagi bunganya, tapi itu buat kita (pengusaha), buat yang di bawah pinjamannya jauh lebih mahal dari kita. Ini enggak fair,” ungkapnya.

Atas dasar itu, pendiri Mahaka Media ini menilai pentingnya sinergisitas antara BRI, PNM, dan Pegadaian dalam Holding BUMN UMi ini.

“Nah, itulah kenapa dengan sinergisitas itu, kita punya target-target paling tidak di nasabah-nasabah terkecil itu bisa cost of fund-nya, bunganya turun kalau bisa 5-6 persen. Itu pun masih lebih mahal dari kita-kita di sini. Karena itu, sinergisitas ini penting,” ucap dia.

Baca juga: PNM Disuntik Pemerintah Rp 2,5 Triliun, Dananya Disalurkan ke 942.517 Nasabah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com