Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Krisis Ekonomi 2008, BI Tekankan Pentingnya Kebijakan Makroprudensial

Kompas.com - 28/05/2021, 11:56 WIB
Rully R. Ramli,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menekankan pentingnya kebijakan makroprudensial bagi bank sentral di seluruh negara untuk mencegah terjadinya risiko sistemik dari krisis perekonomian.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan, semula bank sentral hanya mengadopsi kebijakan moneter dan kebijakan sistem pembayaran dalam pelaksanaannya.

Namun, krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat pada 2008, memperlihatkan adanya kesinambungan antar sektor perekonomian, yang berpotensi menimbulkan risiko sistemik.

Baca juga: Layanan BI Fast Payment Bakal Beroperasi 24 Jam Penuh

“Krisis sglobal di 2008-2009 lalu itu menyadarkan kita semua ada 1 lagi perkembangan kebijakan yang banyak di adopt oleh bank sentral seluruh dunia, termasuk di Indonesia yaitu kebijakan makroprudensial,” tutur Destry dalam peluncuran buku 'Kebijakan Makroprudensial di Indonesia', Jumat (28/5/2021).

Kebijakan yang ditujukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan itu dinilai lebih baik dibanding kebijakan moneter konvensional yang hanya berfokus kepada stabilitas ekonomi makro dan stabilitas harga.

“Hal ini tentu saja tidak cukup memadai, khususnya pada saat kondisi dimana saat ini hubungan antara sektor keuangan, pembayaran, fintech, dan sektor riil semakin erat dan kompleks,” ujar Destry.

Pentingnya peranan kebijakan makroprudensial terlihat pada periode pandemi Covid-19 yang telah merebak sejak awal tahun lalu.

Destry menyebutkan, kebijakan ini mampu mencegah dampak sistemik terhadap sistem keuangan nasional, meskipun pandemi memberikan pukulan telak terhadap perekonomian.

Baca juga: Survei BI: Penjualan Properti Residensial Meningkat 13,95 Persen

“Di era pandemi ini, sejak tahun 2020 makroprudensial menunjukkan peran penting dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong pemulihan ekonomi,” kata dia.

Destry menekankan, BI akan terus melakukan bauran kebijakan meliputi kebijakan moneter, sistem pembayaran dan makroprudensial yang bertujuan menjaga stabilitas sistem keuangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com