Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Smelter di Papua Berdiri Paling Lambat Awal Tahun 2022

Kompas.com - 28/05/2021, 19:49 WIB
Ade Miranti Karunia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memastikan di Papua bakal berdiri industri peleburan/smelter tembaga untuk melengkapi proses pengolahan hasil tambang emas PT Freeport Indonesia (PTFI).

Industri smelter tembaga itu rencananya akan dibangun di Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat. Ia pun menyebut telah adanya investor yang mau mendanai industri peleburan tembaga meski tak disebutkan nama investornya.

"Investor sudah ada, kemungkinan bulan Juni ini nanti sudah bisa melakukan langkah-langkah peninjauan. Fasilitas tersebut ditargetkan akan berdiri paling lambat awal tahun 2022," katanya dalam halal bihalal virtual dengan para jurnalis, Jumat (28/5/2021).

Baca juga: Pertimbangkan Bangun Smelter Freeport di Halmahera, Dirut MIND.ID: Lebih Murah...

Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan MIND ID, PTFI dan Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) mengenai investor yang akan mendanai pendirian industri smelter tembaga di Papua.

"Kami juga sudah melakukan komunikasi intens dengan MIND ID, PT Freeport, Kementerian ESDM di mana MoU sudah diteken antara investor dengan pemerintah yang juga dilihat Dirut MIND ID dan Direktur Freeport Indonesia dan waktu itu juga ada kata sambutan dari ESDM," tuturnya.

Apabila industri smelter ini telah berdiri dan beroperasional di kota kelahirannya, menjadi impiannya sejak duduk di bangku SLTP.

"Bayangkan sejak saya masih SMP orang Papua masih Provinsi Irian Jaya sudah memimpikan adanya smelter tembaga Freeport di Papua. Kemudian saya masih kuliah, juga masih punya mimpi yang sama untuk bagaimana smelter Freeport di Irian Jaya kemudian di tahun 2001," ungkap Bahlil.

Dikutip dari Kontan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan Tsingshan dan PT Freeport Indonesia diambang kesepakatan kerja sama untuk membangun smelter tembaga di Weda Bay, Halmahera.

Baca juga: Apa Kabar Kelanjutan Proyek Smelter Freeport dan Raksasa Baja China?

Adapun kesepakatan Freeport dengan perusahaan asal China itu akan menyentuh angka 2,8 miliar dollar AS. Sebagai informasi, kerja sama dengan pihak ketiga menjadi salah satu opsi untuk membangun smelter baru. Hal itu untuk memenuhi kewajiban Freeport Indonesia sesuai dengan IUPK yang diterimanya pada Desember 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com