Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indeks Manufaktur Catat Rekor Tertinggi, Aktivitas Produksi Makin Ekspansif

Kompas.com - 02/06/2021, 15:16 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri manufaktur mulai kembali bergerak setelah terhantam pandemi Covid-19. Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia kembali meningkat pada angka 55,3 di bulan Mei 2021.

Peningkatan menunjukkan terjadi ekspansi selama 7 bulan berturut- turut. Angka tersebut meningkat dari rekor sebelumnya pada 54,6 di April 2021 dan rekor survei tertinggi dalam tiga bulan berturut-turut.

"Momentum ekspansi menggambarkan kenaikan output, permintaan baru, dan pembelian, serta ketenagakerjaan yang kembali tumbuh setelah 14 bulan terkontraksi," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu dalam siaran pers, Rabu (2/6/2021).

Baca juga: Kinerja Manufaktur Indonesia Kembali Cetak Rekor Tertinggi

Adapun kontributor kenaikan PMI utamanya disumbang oleh output dan permintaan baru.

Perusahaan menyaksikan, ada permintaan yang lebih kuat, didukung oleh pertumbuhan permintaan baru internasional pada bulan kedua, yang memicu kenaikan produksi manufaktur pada bulan Mei.

Untuk memenuhi kebutuhan permintaan baru dan produksi yang meningkat, produsen meningkatkan pembelian bahan baku dan setengah jadi selama empat bulan berturut-turut.

Sementara itu, perluasan jumlah tenaga kerja tecermin dari penambahan perekrutan pegawai untuk memperluas kapasitas operasi perseroan.

“Optimisme bahwa produksi akan terus menguat terlihat semakin solid di dalam negeri, didorong harapan perbaikan ekonomi karena situasi pandemi Covid-19 domestik," ucap Febrio.

Febrio menuturkan, kenaikan PMI manufaktur Indonesian sejalan dengan PMI Manufaktur global. PMI manufaktur global semakin kuat ke level 56,0 pada Mei 2021 atau masih mencatat angka tertinggi sejak April 2010.

Hal ini didorong oleh pertumbuhan solid di sisi permintaan baru, permintaan ekspor baru, dan produksi yang disumbang oleh negara-negara Eropa, Inggris, dan AS.

Baca juga: Menperin Agus Optimistis Industri Manufaktur Bisa Positif di Kuartal II/2021

"Sementara China, Jepang, dan India masih berada di zona ekspansi. Namun, aktivitas manufaktur India turun tajam akibat lonjakan kasus Covid- 19," beber Febrio.

Sedangkan ASEAN menunjukkan performa manufaktur yang bervariasi. Aktivitas manufaktur Malaysia dan Vietnam meneruskan tren ekspansif, tetapi Filipina dan Thailand berada di zona kontraksi akibat pengetatan restriksi.

Efek gangguan rantai pasokan (supply chain) terus berlanjut, terutama di Eropa dan AS, antara lain akibat tingginya tingkat permintaan yang mendorong kekurangan pasokan (supply shortage) dan kenaikan inflasi.

Di sisi lain, Febrio mewaspadai lonjakan kasus Covid-19 di negara berkembang, seperti Amerika Latin, ASEAN, dan India. Pengetatan restriksi yang diterapkan akan dilakukan dengan hati - hati agar tidak berdampak pada penurunan aktivitas manufaktur di wilayah tersebut.

“Pemulihan ekonomi akan berlanjut, namun pengendalian pandemi Covid-19 dan vaksinasi harus terus berjalan dengan baik," tutup Febrio.

Baca juga: BI: Indeks Manufaktur Pada Fase Ekspansif di Kuartal I-2020

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Whats New
BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu Debit Mandiri Contactless

Cara Membuat Kartu Debit Mandiri Contactless

Work Smart
Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

Whats New
Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Whats New
Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Whats New
Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Whats New
IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucer Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucer Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com