Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bappenas: NTT Bisa Andalkan Energi Baru Terbarukan untuk Kembangkan Ekonomi

Kompas.com - 07/06/2021, 15:51 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyatakan pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Nusa Tenggara Timur (NTT) bisa menjadi cara untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan energi serta peningkatan rasio elektrifikasi di wilayah tersebut.

Suharso menyatakan, NTT memiliki potensi sumber energi terbarukan seperti matahari, angin, serta arus laut yang besar, hingga 25 gigawatt.

"Masih terdapat banyak ruang bagi EBT untuk tumbuh secara optimal, tentunya dengan menghadirkan enabling factors lainnya,” kata Suharso dalam keterangan resminya, Senin (7/6/2021).

Baca juga: PLN akan Bangun Pembangkit EBT Setelah Program 35.000 MW Selesai

Menurut SUharso, strategi pengembangan EBT di NTT dilaksanakan dalam tiga tahapan. Untuk jangka pendek, pengembangan EBT dapat dimulai dengan pengganti Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) menjadi PLT EBT selama tiga hingga empat tahun.

Untuk jangka menengah, dapat dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama dengan meningkatkan grid system ke wilayah-wilayah yang potensial secara ekonomi.

Tahap kedua dengan meningkatkan pemanfaatan energi non-listrik secara masif seperti bio-gas, bio-massa dan bio-solar untuk sektor rumah tangga dan transportasi. Selain itu, perlu juga dilakukan integrasi transmisi (grid) antarpulau besar di NTT.

Untuk jangka panjang, perlu dilakukan konsolidasi proyek-proyek EBT di NTT sehingga dapat terintegrasi ke jaringan smart NTT-Jawa dan ekspor EBT ke Nusa Tenggara Barat, Bali, dan Jawa Timur.

Baca juga: Megaproyek Pembangkit 35.000 MW Dinilai Berpotensi Menghambat Pertumbuhan EBT

 

"Pemerintah akan memastikan pengembangan sumber daya manusia, kerangka regulasi, kerangka kelembagaan, serta kerangka pendanaan yang tepat untuk mendukung pelaksanaan pengembangan EBT di NTT," kata Suharso.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com