Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengaruhi Nilai Tukar, Sri Mulyani Waspadai Fluktuasi Harga Komoditas

Kompas.com - 08/06/2021, 18:20 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewaspadai fluktuasi harga komoditas unggulan RI yang akan mempengaruhi asumsi makro dalam RAPBN tahun 2022.

Bendahara Negara ini menjelaskan, harga komoditas masih menjadi perhatian serius pemerintah dalam menyusun dan merancang asumsi makro ekonomi.

"Mungkin akan menjadi salah satu dinamika yang harus kita pertimbangkan adalah harga komoditas yang masih akan bergerak terus," ujar Sri Mulyani dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI, Selasa (8/6/2021).

Baca juga: Sri Mulyani Minta Masyarakat Awasi Belanja Daerah

Sri Mulyani menuturkan, adanya re-balancing ekonomi China akan sangat mempengaruhi fluktuasi harga komoditas.

Re-balancing juga akan memberi dampak pada mitra dagang Indonesia ditambah adanya berbagai permasalahan global seperti proteksionisme, tensi geopolitik, dan perubahan iklim.

Asumsi makro juga dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara-negara maju yang lebih cepat, seperti di Amerika Serikat dan Eropa.

Hal ini memicu adanya potensi pembalikan arus modal ke negara maju yang melemahkan nilai tukar rupiah.

"Terjemahannya adalah di dalam asumsi makro kita nanti adalah nilai tukar. Maka itu rentang yang disampaikan dalam KEM PPKF cukup lebar, inflasi dalam negeri, dan suku bunga," beber Sri Mulyani.

Baca juga: Sri Mulyani Bakal Kenakan Pajak Minimum 1 Persen untuk Perusahaan Merugi

Selain harga komoditas, pemerintah lalu mewaspadai lonjakan harga minyak mentah. Dalam KEM PPKF, pemerintah menetapkan nilai tukar rupiah Rp 13.900 - Rp 15.000 per dollar AS dan harga minyak mentah (ICP) sebesar 55-65 dollar AS per barel.

"Tapi kita semuanya memahami harga komoditas yang lain juga akan mempengaruhi dari outlook APBN kita. Itu yang harus kita waspadai," pungkas Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com