Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersaing di Industri Bank Digital, Hary Tanoe Andalkan Ekosistem MNC Group

Kompas.com - 09/06/2021, 14:33 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank MNC Internasional Tbk atau MNC Bank beberapa waktu lalu resmi meluncurkan aplikasi layanan perbankan digitalnya, MotionBanking.

Kehadiran MotionBanking pun semakin memperketat persaingan bank digital dalam negeri, setelah sebelumnya sudah terdapat Bank Jago hingga Bank Neo Commerce, dan dalam waktu dekat PT Bank Central Asia Tbk juga akan meluncurkan layanan perbankan digitalnya.

Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengatakan, pihaknya akan memaksimalkan potensi ekosistem grup perusahaan untuk bersaing dengan bank digital dalam negeri lainnya.

Baca juga: Berebut Renyahnya Pasar Milenial, Ramai-ramai Jadi Bank Digital

"Jadi kalau saya melihat banyak bank konvensional yang migrasi ke bank digital tanpa ekosistem tambahan yang bisa disinergikan," kata Hary Tanoe dalam Public Expose MNC Bank, Rabu (9/6/2021).

Menurut dia, bank konvensional yang tidak memiliki ekosistem tambahan, tidak akan mudah melakukan penambahan jumlah nasabah dengan layanan aplikasi bank digital.

"Karena perlu upaya promosi yang besar, promosi itu mahal," ujar Hary Tanoe.

Oleh karenanya, pria yang akrab disapa HT itu menjelaskan, MotionBanking akan bersinergi dengan ekosistem MNC Group yang bergerak di bidang media, mulai dari televisi hingga portal berita, untuk meningkatkan jumlah nasabahnya.

"Jadi user base yang bisa dimigrasikan atau ikut membuka akun MotionBanking juga sudah siap," katanya.

Baca juga: Perusahaan Investasi Warren Buffett Suntik Rp 7,15 Triliun ke Bank Digital Brasil

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com