Oleh: Sherly Hindra Negoro, MIKom
TANGGAL 9 Juni 2021 merupakan hari yang dinanti-nanti oleh ARMY--sebutan untuk penggemar boyband BTS--di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Betapa tidak, salah satu restoran cepat saji, McDonald's mengeluarkan produk makanan dengan konsep BTS Meal.
BTS Meals iniberisi nuget ayam, kentang goreng, minuman, saus cita rasa Korea Selatan. Yang paling menarik dari produk ini adalah packaging yang dibalut warna ungu dan logo khas BTS.
BTS Meals menjadi serbuan para ARMY Indonesia yang rela merogoh "kocek" untuk mendapatkan produk ini secara perdana.
Para ARMY berlomba-lomba membeli produk ini melalui drive thru atau memesan melalui ojek online (ojol).
Baca juga: BTS Meal, Bisnis McD yang Memanfaatkan Strategi Kebudayaan Korea
Tingginya minat para ARMY dan masyarakat umum membeli BTS Meal ini memunculkan persoalan.
Antrean drive thru serta ojol mengular di berbagai gerai McDonald's dan menyebabkan kerumunan.
Saking banjirnya orderan yang diterima, membuat McDonald's mematikan aplikasi ojol.
Berbagai media sosial ramai membicangkan hal ini. Muncul candaan yang dibuat netizen "setelah mengonsumsi BTS Meals, wajah seketika berubah menjadi salah satu personel BTS."
Sebagai salah seorang yang menjadi "korban" Hallyu wave, saya cukup terkejut dengan fenomena ini. Sosok idol tampaknya menjadi magnet pemasaran jaman sekarang.
Korean Wave merupakan bentuk dari popular culture yang digaungkan oleh Negeri Ginseng.
Kang dalam Lita (2012) menyatakan bahwa budaya Korea telah merambah dunia global serta memainkan peran dalam menciptakan gelombang baru.
Penetrasi Korean wave ini merambah dalam berbagai bentuk, yaitu film, drama, serta musik. Dominasi Korean wave ini menjadi daya tarik remaja.
Tidak jarang, remaja memiliki sosok idol yang dapat menjadi inspirasi bahkan melakukan imitasi.
Baca juga: BTS Meal, Menjual Selebritas ala McD