JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi menyebut ada lonjakan jumlah lonjakan frekuensi transaksi di pasar modal yang mencapai rata-rata 1,2 juta transaksi per hari dan merupakan yang tertinggi di kawasan ASEAN dalam tiga tahun terakhir.
Hal ini turut diikuti dengan lonjakan volume perdagangan yang mencapai lebih dari 18 miliar lembar saham per hari.
"Lonjakan transaksi perdagangan sepanjang tahun 2021 dipengaruhi oleh tren positif pertumbuhan investor pasar modal. Kami melihat bahwa pesatnya pemanfaatan teknologi di masa new normal telah memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan investor dalam setahun terakhir," ujarnya secara virtual, Jumat (11/6/2021).
Baca juga: Rencana IPO GoTo Dorong Pasar Modal Kembali Bergairah
Ia kembali menyebutkan, hingga akhir Mei 2021, jumlah investor saham telah mencapai lebih dari 2,4 juta orang (42 persen) dan 5,37 juta (38 persen) investor pasar modal.
Rata-rata jumlah investor yang aktif bertransaksi hingga akhir Mei mencapai 203.000 investor per hari atau tumbuh 113 persen dari rata-rata tahun sebelumnya.
Kemudian, lanjut Inarno, jika dilihat dari jumlah kepemilikan investor, tahun 2020 menjadi tahun kebangkitan investor domestik, terutama investor ritel.
Investor ritel membukukan aktivitas transaksi yang besar yakni mencapai 48,4 persen dari total rata-rata nilai transaksi harian sebesar Rp 9,2 triliun.
Persentase ini melonjak untuk pertama kalinya di atas 40 persen dalam 5 tahun terakhir dan ini berlanjut di tahun ini, di mana dominasi investor ritel semakin terlihat dengan porsi mencapai hampir 60 persen per akhir Mei 2021.
Baca juga: Apakah Investasi Saham Sama dengan Judi? Ini Jawaban BEI
Untuk terus meningkatkan pendalaman pasar modal dan memperluas layanan produk kebursaaan, BEI bersama SRO dan OJK terus melakukan pengembangan produk baru serta penyempurnaan produk yang dapat ditawarkan kepada masyarakat pemodal.