Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Eileen Rachman dan Emilia Jakob
Character Building Assessment & Training EXPERD

EXPERD (EXecutive PERformance Development) merupakan konsultan pengembangan sumber daya manusia (SDM) terkemuka di Indonesia. EXPERD diperkuat oleh para konsultan dan staf yang sangat berpengalaman dan memiliki komitmen penuh untuk berkontribusi pada perkembangan bisnis melalui layanan sumber daya manusia.

The Unconventionals

Kompas.com - 12/06/2021, 09:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BISNIS mulai berkembang. Ini saatnya perusahaan mempersiapkan kekuatan sumber daya manusia agar dapat mengimbangi geliat baru yang terasa semakin positif.

Banyak organisasi mulai mencari tambahan anggota untuk timnya agar dapat meningkatkan kapasitas produksi. Semua organisasi berharap, orang-orang yang baru direkrut nanti dapat cepat beradaptasi dengan tim. Selain itu, rekrutan baru juga diharapkan bisa berbagi pengalaman untuk memperkaya pekerjaan tim.

Organisasi sibuk menghubungi headhunter seraya mempersiapkan talent pool. Namun, calon yang diidam-idamkan ternyata begitu sulit untuk didapat.

Dengan perkembangan teknologi yang demikian pesat dan mengakibatkan disrupsi di sana-sini, penilaian bahwa tingkat keahlian pasti berbanding lurus dengan lamanya pengalaman menjadi sesuatu yang terasa kuno.

Memang, keterampilan seorang operator pabrik yang baru bekerja satu tahun akan berbeda dengan yang sudah bekerja lebih dari lima tahun. Namun, tingkat keahlian tidak hanya dapat dinilai secara kuantitatif.

Baca juga: Ada 4 Tipe Karyawan, yang Manakah Anda?

Seseorang yang belum lama berpraktik sekalipun bisa saja ahli dalam hal tertentu karena mendapatkan latihan yang intens. Apalagi, jika ia punya semangat melakukan penggalian data sambil mengembangkan imajinasi dan mempraktikkannya dalam pekerjaannya tersebut.

Berpaling dan lebih berfokus pada keahlian akan membuka kesempatan kita untuk merekrut tenaga-tenaga yang lebih muda, kreatif, dan berpikir lebih out of the box.

Melihat pasar yang saat ini berisi teman-teman milenial, bahkan Gen Z yang usianya lebih muda lagi, mungkin sudah saatnya bagi kita untuk memperhatikan beberapa ciri kepribadian baru yang sebelumnya tidak menjadi fokus.

Unconventional #1: Para solopreneur

Bagi generasi milenial, bekerja di kantor merupakan pilihan yang tidak terlalu populer lagi. Mereka lebih senang menjad freelancer, consultant, atau small-business owner. Padahal, kita juga melihat tidak banyak solopreneur yang berhasil.

Meskipun jalur tersebut terlihat menggoda bagi para milenial, bisa jadi pada perjalanannya mereka lelah dan akhirnya mulai mencari kemapanan.

Mereka bisa saja lelah berjuang sendirian mencari produk baru yang bisa mengalahkan kompetitornya atau lelah mengurus tagihan dan hal-hal administratif penting lain bagi keberlangsungan usahanya. Di sinilah, kita bisa mengajak mereka bergabung dengan organisasi kita.

Baca juga: Simak, Keuntungan Merekrut Karyawan Milenial

Banyak yang berasumsi bahwa milenial tidak tahan terhadap organisasi yang terlalu terstruktur. Namun, bukankah kita juga tidak tahan dengan organisasi yang mengambil sikap secara kaku?

Para solopreneur bisa menjadi penguat dalam tim kita karena mereka biasanya lebih mandiri dan memang senang untuk self starting. Mereka tidak menunggu perintah untuk melakukan sesuatu atau berimprovisasi.

Karena memiliki passion untuk berwirausaha, biasanya mereka lebih mampu melihat big picture dari bisnis perusahaan. Mereka juga punya empati terhadap pelanggan dan ketahanan akan kompetisi yang lebih tajam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com