Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penjual Sepeda yang Turunkan Harga karena Permintaan Melandai

Kompas.com - 14/06/2021, 14:11 WIB
Elsa Catriana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tren bersepeda saat ini mulai menurun seiring berjalannya aktivitas masyarakat secara normal.

Hal ini membuat banyak para pengusaha sepeda, mau tak mau menurunkan harga untuk beberapa produk sepeda lantaran menurunnya permintaan pasar.

Salah satu penjual sepeda Toko Sepeda Maju Jaya yang terletak di jalan Tamansari raya nomor 5 C Jakarta Barat, Iman Firman mengakui, dirinya juga ikut menurunkan harga beberapa produk sepeda sesuai dengan kebijakan dari pabrik.

Baca juga: Harga Sepeda Melorot, Pengusaha: Stok Sedang Banyak

"Kita masalah harga naik atau turun tergantung dengan standar dari pabrik. Kalaupun turun, enggak boleh turun banget atau kalaupun naik enggak boleh naik banget di atas harga pasar,"ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/6/2021).

Firman menyebutkan untuk sepeda jenis Element Troy yang awalnya dibanderol sekitar Rp 5 juta-6 juta, sekarang hanya Rp 4 juta.

Lalu, untuk jenis sepeda Element Cosmo yang awalnya dibanderol Rp 6,5 juta, sekarang hanya Rp 4,8 juta.

"Sementara untuk jenis Pacific Noris yang awalnya Rp 6 juta, sekarang di bawah Rp 4 juta. Ini harga toko, biasanya kalau harga para reseller lain yang jualan sendiri, pasti beda lebih jauh lagi harganya," jelasnya.

Dia mengakui sebenarnya fenomena penurunan minat sepeda ini sudah terbayang bagi para pengusaha sepeda yang berjualan lama dan fenomena ini juga sudah dimaklumi.

Hanya saja, kata dia, fenomena ini sangat terdampak bagi para reseller yang sifatnya menjual sendiri dan baru-baru bergabung menjadi reseller.

Baca juga: Harus Dilaporkan dalam SPT, Apakah Sepeda Masuk Obyek Pajak? Begini Kata Pengamat

 

"Kenapa? Mereka itu kan reseller dadakan, pedagang baru. Itu pasti mereka punya stok dari pabrikan banyak. Begitu demand sedikit mereka bingung buatnya kemana. Sementara kalau penjual lama itu enggak begitu kaget," ungkap Iman.

Sementara itu dari sisi omzet diakui dia memang merosot. Hanya saja merosotnya tidak terlalu jauh alias tidak terlalu berpengaruh pada operasional usahanya. "Intinya kalau pas awal pandemi kenaikan 2 sampai 3 kali lipat karena banyak demand, sekarang menurun tapi jatuhnya normal ke keadaan biasa sebelum pandemi," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com