Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dorong Pemulihan Ekonomi, BRI Kucurkan Kredit UMKM Rp 914 Triliun

Kompas.com - 16/06/2021, 10:08 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com -  PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk (BRI) sudah menyalurkan  kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebesar  Rp 914,19 triliun per akhir Maret 2021. Angka ini meningkat dibandingkan peiode yang sama  tahun lalu.

Penopang utama pertumbuhan kredit BRI yakni kredit mikro sebesar Rp 360,03 triliun atau tumbuh 12,4 persen year on year dan kredit konsumer yang tumbuh 1,62 persen yoy menjadi Rp 145,06 triliun.

Direktur Utama Bank BRI Sunarso menargetkan penyaluran kredit UMKM ini terus meningkat hingga mencapai 85 persen. Secara umum, porfotolio kredit UMKM BRI tercatat sebesar 80,60 persen dari seluruh kredit BRI.

"Angka ini menunjukkan perbaikan, dibanding periode sama tahun lalu, porsi UMKM 78,71 persen. Kami akan terus berusaha menaikkan porsi UMKM, hingga mencapai 85 persen dari total portofolio kredit," kata Sunarso dalam keterangannya dikutip Selasa (16/6/2021).

Baca juga: Dana Pihak Ketiga di BTN Meroket 41 Persen, Ini Penyebabnya

Terkait hal itu, Wakil Direktur INDEF, Eko Listiyanto mengatakan, penyaluran kredit UMKM yang besar ini akan mendorong  pemulihan ekonomi Indonesia.

Pasalnya, penyaluran kredit bank kepada UMKM dinilai berdampak besar bagi pemulihan ekonomi, yang notabene UMKM menyerap 99 persen tenaga kerja.

Dia pun mendorong perbankan untuk menaikkan pagu kredit UMKM untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional, karena saat ini secara nasional total kredit perbankan ke UMKM hanya 19,68 persen dari total kredit.

"Kalau ingin pulih cepat, maka menggerakkan ekonomi di level UMKM menjadi pilihan utama, karena perputaran bisnisnya relatif lebih cepat dan langsung bersentuhan dengan upaya penyerapan tenaga kerja," ujar Eko.

Selain menaikkan kredit UMKM, Eko menilai perlu adanya kebijakan insentif dari perbankan ke UMKM termasuk mendampingi UMKM agar menjadi nasabah yang layak didanai bank.

Sebab bila UMKM tidak dibimbing, maka usahanya sulit berkembang. Bahkan bisa saja kata Eko, UMKM menjadi sasaran empuk berbagai bentuk pembiayaan nonformal ilegal yang saat ini mengepung.

Eko bilang, pembentukan ekosistem ultramikro yang dirancang pemerintah saat ini punya momentum untuk mengurangi jerat pinjaman ilegal oleh pengusaha mikro yang umumnya berbunga mahal.

"Di samping itu juga berfungsi mendorong peningkatan pembiayaan formal ke UMKM dan ultra mikro," tutur Eko.

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Industri Ritel Bisa Kembali Terpuruk

Sementara Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menambahkan, kredit UMKM dapat mendorong sektor ini tetap berkembang selama pandemi.

Mengutip data ILO, 90 persen UMKM mengalami tekanan keuangan selama pandemi. Kemudian studi lain menyebutkan, 70 persen UMKM mengharapkan bantuan dalam bentuk kredit modal kerja untuk kembali memulai usahanya.

Artinya, porsi kredit menjadi sangat penting. Dengan kredit modal kerja yang diberikan, pelaku UMKM bisa merekrut kembali karyawan, membeli bahan baku, hingga menolong ekonomi keluarga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com