Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICAEW Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 4,7 Persen pada 2021

Kompas.com - 18/06/2021, 19:32 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - The Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) memperkirakan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia akan tumbuh 4,7 persen pada 2021. Hal ini tidak lepas dari peran percepatan proses vaksinasi Covid-19

Pemuliah ekonomi tanah air juga diproyeksikan akan lebih stabil dibanding dengan negara lain di kawasan Asia Tenggara lainnya, berkat pengeluaran rumah tangga domestik yang kuat.

Asia Lead Economist at Oxford Economics Sian Fenner mengatakan, perekonomian Indonesia sangat didukung oleh belanja domestik yang kuat, dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia Tenggara. Optimisme pemulihan ekonomi ini juga didrong oleh kembalinya pembangunan infrastruktur setelah sempat tertunda akibat pandemi Covid-19.

Baca juga: Bangun PLTA di Sumbar, PLN Dapat Dana Hiba Rp 20,55 dari Perancis

“Sejak Indonesia mulai mengurangi pembatasan belanja, maka hasilnya akan terjadi peningkatan dalam pengeluaran rumah tangga, pendorong utama pertumbuhan di Indonesia. Indonesia juga fokus meningkatkan pembangunan infrastruktur, yang mana itu juga turut mendukung prediksi pertumbuhan PDB pada tingkat 4,7 persen,” ungkap Sian melalui siaran pers, Jumat (18/6/2021).

Managing Director International ICAEW Mark Billington mengatakan, ketika gelombang kedua kasus Covid-19 melonjak di seluruh Asia Tenggara, laju pemulihan selama paruh kedua tahun 2021 akan tertunda tetapi masih berada dalam target di seluruh wilayah Asia Tenggara.

“Kembalinya perekonomian akan tergantung pada akankah diberlakukan kembali pembatasan kegiatan masyarakat, bagaimana kemajuan proses vaksinasi, dan tantangan ekonomi global lainnya yang mempengaruhi perdagangan internasional seperti krisis microchip global saat ini,” ungkap Mark.

ICAEW juga turut menyoroti proses vaksinasi yang memainkan peranan penting dalam proses pemulihan ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Apalagi, saat ini setiap negara Asia Tenggara berada pada fase vaksinasi yang berbeda, di mana negara-negara seperti Indonesia dan Filipina sebagai negara kepulauan tentu menghadapi tantangan logistik yang lebih besar untuk mengirimkan vaksin ke seluruh masyarakat.

Baca juga: Kapan Moge dan Brompton Selundupan Mantan Dirut Garuda Dilelang? Ini Kata DJKN

Menurut Mark, peningkatan infeksi dan pembatasan kegiatan masyarakat secara ketat yang diberlakukan di beberapa negara Asia Tenggara akan menghambat proses pemulihan yang diperkirakan akan dimulai pada paruh pertama tahun 2021.

Namun, pertumbuhan ekonomi perlahan akan meningkat mulai tengah tahun, tetapi munculnya jenis virus baru yang lebih ganas dan kecepatan vaksinasi yang lambat akan mengakibatkan pertumbuhan yang cenderung fluktuatif.

“Pemulihan ekonomi global juga akan bergantung pada berlanjutnya penyebaran virus dan masih adanya pembatasan antar negara dan perbatasan. Jika efektivitas vaksin terbukti terbatas, ekonomi global dapat berkontraksi dalam waktu dekat,” kata dia.

Baca juga: Saham Unilever Indonesia Anjlok 30,95 Persen sejak Awal Tahun, Ini Pemicunya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com