Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Porang Jadi Komoditas Super Prioritas, Kementan Dorong Petani Mengembangkannya

Kompas.com - 18/06/2021, 20:19 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pihaknya telah mengembangkan komoditas porang secara optimal dengan mendorong baik hulu maupun hilir sejak 2020.

Saat ini porang dan sarang burung walet bahkan sudah ditetapkan sebagai komoditas super prioritas untuk meningkatkan nilai ekspor pertanian.

"Sejak 2020, Kementerian Pertanian (Kementan) memasukkan ini (porang) dalam komoditi pertanian walaupun tanaman itu sudah lama ada tapi ini tanaman hutan sebenarnya,” ujarnya ketika menghadiri Gerakan Panen Porang di Desa Klangon, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Kamis (17/6/2021).

Oleh karena itu, menteri yang akrab disapa SYL ini mengajak para petani turut mengembangkan porang di berbagai daerah.

“Jadi sekarang kami optimalkan, bahkan Bapak Presiden mengatakan porang harus menjadi harta karun kita yang baru untuk mengangkat ekonomi," katanya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Baca juga: Mentan Sebut Realisasi Produksi Pangan 2020 Meningkat, Bahkan Melampaui Target

SYL menambahkan, Kementan juga akan segera menjabarkan agenda aksi dalam pengembangan budidaya, pascapanen bahkan hilisasi porang.

"Saya berharap semua orang di dunia ini tahu bahwa porang itu asalnya dari Indonesia. Tentu saya juga mendorong semua pihak dengan kekuatan pertanian yang semakin maju, mandiri, dan modern ini mampu menghasilkan porang yang berkualitas," katanya usai melakukan panen porang.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, kandungan porang sangat istimewa dalam dunia kesehatan.

Salah satunya adalah unsur glukomanan yang sangat bermanfaat untuk semua hal, termasuk kesehatan. Tak hanya itu, berbagai macam produk turunan porang dapat juga digunakan untuk diet.

"Sekarang di pasar kami ada mie porang yang harganya sangat keren dan itu sebagian besar masih impor. Mudah-mudahan nanti Bapak Mentan bisa mendorong segera menggeser jenis-jenis bahan makanan yang tidak ramah dengan kesehatan, terutama makanan yang dikonsumsi sehari-hari,"ujarnya.

Baca juga: Menko PMK Dorong Kabupaten Bulukumba Berdayakan Petani Rumput Laut

Terkait budidaya porang di Kabupaten Madiun, Muhadjir mengatakan, pengembangan komoditas ini punya andil dalam mengentaskan kemiskinan.

Ke depan, pengembangan komoditas ini diharapkan tetap memberikan jaminan kesejahteraan kepada petani porang, bahkan sekaligus meningkatkan kesejahteraan para petani.

"Jadi porang ini sangat menjanjikan dan harus kita kawal betul dalam diversifikasi. Kemudian riset-riset untuk meningkatkan varietas dan itu betul-betul bisa menjamin bahwa petani porang ini terjamin kesejahteraannya, syukur- syukur akan bisa meningkat," imbuhnya.

Adapun, upaya pengembangan budidaya porang merupakan salah satu upaya Kementan dalam menjaga ketersediaan pangan yang sehat dan bergizi, sesuai Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 tentang pangan dan peraturan pemerintah Nomor 17 tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi.

Baca juga: Mentan SYL Nyatakan Pangan Lokal dapat Perbaiki Ekonomi Nasional

Oleh karena itu, Kementan menggulirkan gerakan diversifikasi pangan yang menawarkan alternatif pengganti beras sebagai sumber karbohidrat dan energi yang sehat, salah satunya yaitu porang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Naik Selama Ramadan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com