Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aice Sebut Pertumbuhan Industri Es Krim Masih Akan Moncer

Kompas.com - 23/06/2021, 17:11 WIB
Elsa Catriana,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan industri es krim di Indonesia dalam lima tahun belakangan ini sedang menggeliat.

Selain pertumbuhan jumlah produsen yang berlipat, titik penjualan es krim ritelnya pun mengalami hal yang serupa.

Juru Bicara sekaligus Brand Manager Aice Group Sylvana mengakui bahwa pelaku industri es krim sedang mengalami pertumbuhan produksi sekaligus penjualan yang cukup tinggi di sekitar lima tahun terakhir.

Baca juga: Teten Masduki: Izin Edar Produk Pangan Didominasi Pelaku Usaha Menengah dan Besar

Dia mengatakan, perusahaannya dalam tiga tahun terakhir telah membangun dua pabrik baru yang berskala cukup besar.

"Di tahun 2018, Aice Group membangun pabrik modern dengan konsep factory visit di Mojokerto, Jawa Timur, dan sebelumnya kami sudah memiliki pabrik pertama di Bekasi, Jawa Barat, dan sekarang ini kami sedang membangun sebuah pabrik di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei di Sumatera Utara," ujar Sylvana dalam siaran pers dikutip Kompas.com, Rabu (23/6/2021).

Dia berpendapat, pasar es krim Indonesia masih akan tetap tumbuh cukup besar.

Oleh sebab itu, saat ini pihaknya berkonsentrasi penuh di penguatan kemampuan produksi yang memenuhi permintaan dalam dan luar negeri yang tumbuh.

"Pipeline investasi kami sudah sesuai dengan pencapaian di pasar dan juga dengan roadmap bisnis kami beberapa tahun ke depan,” ucap Sylvana.

Baca juga: Pembangunan Pabrik Es Krim Aice Senilai Rp 500 Miliar Molor, Ini Sebabnya

Optimisme tersebut sesuai dengan potret industri es krim ini beberapa tahun terakhir.

Sylvana menyebutkan, berdasarkan laporan profil industri dari Marketline, memperlihatkan bahwa laju pertumbuhan majemuk (CAGR) dari industri ini pada periode 2015 hingga 2019 mengalami pertumbuhan CAGR 10,4 persen.

Selain itu, volume konsumsi pasar juga meningkat dengan CAGR 6,3 persen periode yang sama mencapai 105,3 juta kilogram pada 2019.

Bahkan, lanjut dia, selama pandemi ini pihaknya masih merasakan pertumbuhan yang positif.

Adanya pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di beberapa wilayah serta penurunan konsumsi makanan dan minuman di luar rumah, menjadi faktor penekan pertumbuhan semua industri makanan dan minuman (FMCG).

Baca juga: Unilever: Penjualan Es Krim hingga Deodoran Turun Selama Pandemi Covid-19

"Kami bersyukur masih mendapatkan pertumbuhan positif pada tahun awal pandemi 2020 lalu, meski ada koreksi atas proyeksi penjualan akibat penurunan konsumsi, namun di pertengahan tahun lalu kami menjalankan contigency plan. Akselerasi atas penjualan di warung kami nilai seirama dengan anjuran pemerintah untuk berada di rumah saja," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com