Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Pusat Perbelanjaan Berpotensi Terpukul Kenaikan Kasus Covid-19

Kompas.com - 28/06/2021, 11:38 WIB
Yoga Sukmana

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonsus Widjaja memproyeksi jika aturan PPKM Mikro yang diberlakukan kembali menurunkan tingkat kunjungan cukup drastis.

"Diperkirakan tingkat kunjungan akan turun cukup drastis sehingga hanya akan tersisa sekitar 10 persen saja," jelasnya saat dihubungi oleh Kontan, Minggu (27/6/2021).

Sebagai informasi, di tengah rencana sejumlah negara untuk kembali melangsungkan lockdown karena penyebaran Covid-19 varian Delta, Indonesia juga kembali mengerem laju mobilitas dengan PPKM Mikro karena angka Covid-19 kembali melonjak dan ancaman Covid-19 varian Delta.

Di sisi lain, Alphon sendiri melihat dari pengalaman awal tahun 2021 ini, dimana pembatasan tidak akan efektif untuk menekan jumlah kasus positif COVID - 19, jika hanya dilakukan secara parsial dan tidak disertai dengan penegakan yang kuat atas pemberlakuan serta penerapan Protokol Kesehatan yang ketat, disiplin dan konsisten.

"Sejak awal pandemi terjadi Pusat Perbelanjaan telah dan selalu menunjukkan keseriusan serta komitmen yang kuat untuk terus menerus memberlakukan dan menerapkan Protokol Kesehatan yang ketat, disiplin dan konsisten," ujarnya.

Baca juga: Ini Jenis Reksa Dana Favorit Pilihan Investor Indonesia

Ia menambahkan, Pusat Perbelanjaan juga memberlakukan Protokol Kesehatan secara berlapis, baik oleh Pengelola Pusat Perbelanjaan dan juga para Penyewa. Dengan pembatasan ini, lanjutnya, maka sudah dapat dipastikan bahwa perekonomian akan kembali terpuruk.

Oleh karena itu, Pemerintah harus dapat memastikan bahwa pembatasan kali ini benar-benar disertai dengan penegakan yang kuat atas pemberlakuan serta penerapan protokol kesehatan yang kuat, disiplin dan konsisten. Dengan demikian, pengorbanan besar di bidang perekonomian tidak menjadi sia-sia.

"Sejak awal pandemi Indonesia telah menetapkan untuk tidak memilih lockdown dan memilih untuk memberlakukan PSBB atau PPKM, dimana upaya pencegahan penyebaran wabah COVID - 19 dapat diberlakukan. Pada saat yang bersamaan, perekonomian masih bisa berlangsung meski tidak maksimal," tambahnya.

Ia mengungkapkan, sebelumnya PPKM Mikro telah terbukti cukup efektif untuk menekan jumlah kasus positif COVID -19 yang mana pada saat bersamaan juga kegiatan ekonomi masih bisa berlanjut meski masih jauh dari normal.

Dari kondisi - kondisi tersebut, Alphon menyimpulkan bahwa lonjakan jumlah kasus positif Covid -19 disebabkan oleh tidak adanya konsistensi dalam penerapan protokol kesehatan.

"Setiap pemberlakuan pembatasan harus selalu disertai dengan penegakan atas penerapan Protokol Kesehatan yang ketat, disiplin dan konsisten," tegasnya. (Reporter: Amalia Nur Fitri|Editor: Noverius Laoli)

Baca juga: Super Air Jet dan Lion Air Berbagi Lokasi Tes Antigen untuk Penumpang?

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Kenaikan kasus Covid-19 berpotensi pukul bisnis pusat perbelanjaan domestik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com