Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada PPKM Darurat, Pemerintah Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2021 Hanya 3,7 Persen

Kompas.com - 06/07/2021, 08:38 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2021 akan berkisar 3,7 persen-4,5 persen, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yang di kisaran 4,5 persen-5,3 persen.

"Range pertumbuhan ekonomi itu berada di antara 3,7 persen-4,5 persen. Itu tergantung dari pada kondisi penanganan Covid-19 strain Delta ini,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers virtual, Senin (5/7/2021).

Ia menjelaskan, revisi pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dari proyeksi awal sejalan dengan lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi saat ini. Sebab pemerintah memutuskan menerapkan PPKM Darurat Jawa-Bali selama 3-20 Juli guna menekan penularan virus.

Baca juga: PPKM Darurat, Sandiaga: Semua Pusat Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Jawa-Bali Tutup

Kebijakan pengetatan mobilitas masyarakat tersebut tentu akan berdampak pada perekonomian nasional, mengingat kontribusi ekonomi Jawa dan Bali mencapai 60 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Oleh sebab itu, pemerintah pun merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 menjadi di kisaran 3,7 persen-4 persen, jauh dari proyeksi awal yang sebesar 6,5 persen.

Menurut Airlangga, komponen pendorong pertumbuhan ekonomi Juli-September 2021 masih dari ekspor yang hingga kini kinerjanya relatif stabil. Terlebih kinerja ekspor terbantu dengan kenaikan harga komoditas di pasar global yakni minyak kelapa sawit, batu bara, nikel, karet, dan alumunium.

"(Kinerja) ekspor diharapkan bisa dipertahankan terus, karena dari segi global demand juga meningkat," imbuhnya.

Selain ekspor, perekonomian ke depannya juga akan di topang oleh belanja pemerintah yang diharapkan bisa terus dijaga konsistensinya, mengingat masih lemahnya konsumsi rumah tangga.

"Pada kuartal IV-2021 diharapkan Covid-19 pun bisa ditangani di awal atau minggu kedua Agustus, sehingga confidence masyarakat bisa pulih kembali," kata Airlangga.

Baca juga: PPKM Darurat, Sri Mulyani Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Tak Sampai 6,5 Persen

Kendati demikian, terkait pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2021, ia meyakini masih akan mampu tumbuh mencapai 7 persen, meski sedikit turun dari proyeksi awal di 7,1 persen-8,3 persen.

Ia menilai, potensi pertumbuhan ekonomi yang tinggi sepanjang April-Juni 2021 dikarenakan kebijakan PPKM Darurat baru dilakukan pada Juli 2021, sehingga dampak ekonominya tidak terasa di kuartal II-2021.

"Pemerintah lihat angka 7 persen masih bisa dicapai di kuatal II, sebab PPKM Darurat baru dilakukan (awal Juli). Tentu kami akan terus melihat kedepannya dengan adanya peningkatan pandemi Covid-19 strain Delta ini," ucap Airlangga.

Baca juga: PPKM Darurat, Begini Skenario Kinerja Ekonomi RI Menurut Sri Mulyani

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com