Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPO, Bukalapak Fokus Cari Untung Ketimbang Bakar Duit

Kompas.com - 10/07/2021, 13:30 WIB
Mutia Fauzia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bukalapak bakal mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Agustus mendatang. Kini, Bukalapak tengan menjalani proses penawaran saham perdana (IPO).

Harga saham IPO Bukalapak ditawarkan di kisaran Rp 750 hingga Rp 850 dengan total saham yang diperdagangkan sebanyak 19,3 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan tahun 2018-2020 yang dikutip Kompas.com, Sabtu (10/7/2021), Bukalapak masih mencatatkan rugi sebesar Rp 1,34 triliun pada tahun 2020 lalu.

Baca juga: Minat Beli Saham Bukalapak? Begini Kondisi Keuangannya

CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin pun mengakui keterbatasan sumber dana perusahaan dan mengatakan bakal menggunakan dana segar yang didapatkan dari IPO secara optimal.
Ia pun mengatakan, sebagai perusahaan teknologi Bukalapak ingin tumbuh sehat tanpa melakukan aksi bakar uang.

"Banyak yang bilang peusahaan teknologi kalau mau tumbuh lebih besar harus bakar uang lebih banyak. Tapi cara pikir kami di Bukalapak sedikit berbeda," ujar Rachmat ketika memberikan keterangan dalam public expose, Jumat (9/7/2021).

Namun demikian, Rachmat belum merinci secara lebih ranjut mengenai rencana perusahaan untuk memperbaiki profitabilitas perusahaan.

Ia mengatakan, dari sisi kinerja Bukalapak, perusahaan tersebut mencatatkan pertumbuhan nilai transaksi hingga tiga kali lipat dalam tiga tahun terakhir.

Pada tahun 2018, total transaksi di e-commerce tersebut tercatat sebesar Rp 28,33 trilliun. Jumlah itu meningkat menjadi Rp 85,08 triliun di tahun 2020.

Baca juga: Bukalapak Targetkan Raup Dana Rp 21,9 Triliun dari IPO

Sementara dari sisi pendapatan, perusahaan tercatat meningkat cukup signifikan sejak tahun 2018, yakni sebesar Rp 292 miliar menjadi Rp 1,35 triliun di tahun 2020.

"Jadi dari tahun 2018, pertumbuhan pendapatan perusahaan rata-rata 115 persen per tahun," ujar Rachmat.

Namun demikian, dari sisi EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation and Amortization), kinerja Bukalapak masih cukup berdarah-darah meski membaik bila dibanding tahun 2018 lalu.

Pada tahun 2020, EBITDA Bukalapak tercatat minus Rp 1,67 triliun sementara tahun 2019 minus Rp 2,68 triliun.

Tahun 2018, EBITDA Bukalapak tercatat minus Rp 2,21 triliun.

"Kami berusaha agar tren terus berlanjut sehingga bisa menguntungkan dan berkelanjutan di masa depan," jelas Rachmat.

Baca juga: Menilik Peluang dan Tantangan dari Rencana IPO Bukalapak dan GoTo

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com