JAKARTA, KOMPAS.com - PT Gudang Garam Tbk (GGRM) akan membagikan dividen kepada para pemegang saham perusahaan senilai Rp 2.600 per lembar saham.
Total nilai dividen yang dibagikan sebesar Rp 5 triliun dari laba bersih perseroan pada tahun 2020, sebesar Rp 7,64 triliun lebih.
Pembagian dividen ini telah disetujui pada saat pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang berlangsung pada 8 Juli 2021.
Baca juga: Ditinjau Luhut, Apa Kabar Bandara Kediri yang Dibangun Gudang Garam?
"Menyetujui penetapan penggunaan sebagian laba perseroan untuk tahun buku 2020, yaitu sebesar Rp 5.002.628.800.000 sebagai dividen sehingga besar yang diterima masing-masing pemegang saham adalah sebesar Rp 2.600 untuk setiap sahamnya," ujar direksi dalam laporannya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (13/7/2021).
Namun sebelumnya, ketahui dulu jadwal pembagian dividen biar tidak telat untuk mendapatkannya berdasarkan keterbukaan informasi:
Baca juga: Saat Negara Keluar PMN Lebih Banyak untuk BUMN Dibanding Dividen
Kinerja PT Gudang Garam Tbk (GGRM) cukup memuaskan di kuartal I-2021.
Buktinya emiten rokok ini berhasil kerek pendapatannya di periode Januari-Maret 2021 tersebut.
Mengutip dari Kontan, berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pendapatan GGRM pada kuartal I 2021, tercatat sebesar Rp 29,74 triliun.
Realisasi tersebut tumbuh 9,09 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 27,26 triliun.
Sigaret kretek mesin menjadi kontributor utama pendapatan yang menyumbang Rp 27,16 triliun atau naik 9,69 persen.
Baca juga: Pelita Shipping Tebar Dividen Rp 41,7 Miliar, Ini Jadwal Pembagiannya
Selanjutnya, sigaret kretek tangan sebesar Rp 2,18 trilun, kertas karton sebesar Rp 386,54 miliar, lainnya sebesar Rp 8,28 miliar, dan rokok klobot Rp 5,27 miliar.
Kemudian, beban pokok penjualan GGRM pun turut naik 15,77 persen menjadi Rp 25,83 triliun pada akhir Maret 2021.
Padahal di periode yang sama tahun 2020, beban pokok penjualan masih Rp 22,31 triliun.
Alhasil laba kotor GGRM periode Januari-Maret 2021 turun 21,05 persen menjadi Rp 3,9 triliun.