Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bakteri Kebal Antibiotik Ditemukan Pada Daging Ayam, Apa Dampaknya ke Konsumen?

Kompas.com - 16/07/2021, 19:10 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - World Animal Protection dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyatakan bakteri kebal antibiotik ditemukan pada daging dan sekum (bagian usus) ayam broiler di sejumlah rumah potong hewan unggas dan gerai penjualan.

Hal ini mengindikasikan adanya penggunaan antibiotik kepada ayam di peternakan.

Temuan tersebut diungkapkan YLKI berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh World Animal Protection dan YLKI, bekerja sama dengan Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies (CIVAS).

Baca juga: Kemendag Godok Harga Acuan Ayam Hidup

Campaign Manager World Animal Protection Rully Prayoga mengatakan, hasil pengujian di laboratorium menemukan adanya E.coli pada sampel sekum di rumah potong ternyata sudah kebal dengan lima jenis antibiotik yang diuji yaitu meropenem, sulfametoksazol, colistin, siprofloksasin, dan kloramfenikol.

Bila produk yang mengandung bakteri resisten dikonsumsi manusia, hal itu akan mengurangi kemampuan antibiotik untuk mengobati penyakit, memperpanjang pengobatan dan meningkatkan risiko kematian manusia.

"Infeksi yang kebal antibitik dapat menyebabkan kesakitan lebih lama, frekuensi rawat inap yang meningkat, dan kegagalan pengobatan yang dapat mengakibatkan kematian," ungkapnya dalam konferensi pers virtual, Jumat (16/7/2021).

Penelitian dilakukan sepanjang November 2020-Maret 2021 dengan mengambil sampel dari RPH-U dan gerai penjualan di Kabupaten Bogor, dengan wilayah distribusi ke Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Baca juga: Teliti Sebelum Beli, Ini Cara Bedakan Ayam Kampung Asli dan Ayam Joper

Sementara itu  Ketua YLKI Tulus Abadi mengatakan, hasil studi ini menunjukkan bahwa kontaminasi bakteri resisten terhadap antibiotik dapat terjadi di tiap tahapan dalam rantai pangan. 

"Dan publik harus memantau pernyataan ini dari waktu ke waktu. Kami berharap mereka juga membawa komitmen pada kesejahteraan yang tinggi sebagai solusi jangka panjang," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com